SUMENEP, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menutup dan menggabungkan puluhan sekolah dasar (SD) selama tiga tahun terakhir.
Disdik mencatat, sebanyak 27 sekolah dasar telah ditutup dan digabung sejak tahun 2022 hingga 2025.
Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan berbagai faktor. Di antaranya berdasarkan daya dukung penduduk atau calon siswa di wilayah tersebut dan jumlah lembaga pendidikan di sekitarnya.
Baca juga: Sekolah Rakyat di Sumenep Jalan di Tempat, Pemkab Tunggu Kepastian Regulasi
Analisis jumlah penduduk mengacu pada potensi anak usia sekolah dalam satu wilayah, yang menentukan kelayakan berdirinya satu sekolah.
Idealnya, di tengah populasi sekitar 2.000 jiwa, terdapat minimal satu hingga dua lembaga sekolah yang dapat melayani anak-anak usia sekolah di wilayah tersebut.
“Nanti jumlah penduduk ini pengaruhnya terhadap, berapa sebenarnya jumlah lembaga yang layak di kawasan itu,” kata Kabid Sekolah Dasar Disdik Sumenep, Andriansyah Ali Sochibi, Selasa (29/7/2025).
Baca juga: Pendanaan Koperasi Merah Putih di Sumenep Tertahan di APBD Perubahan
Di samping itu, penutupan dan penggabungan ini adalah upaya menata ulang lembaga pendidikan agar lebih efisien dan sesuai kebutuhan wilayah.
"Selama tiga tahun terakhir, Dinas Pendidikan mencoba memperbaiki, sekaligus sebagai bentuk efisiensi, efektivitas keberadaan lembaga di Sumenep," jelasnya.
Keputusan penutupan dan penggabungan ini disebut sebagai upaya rasionalisasi, agar lembaga pendidikan bisa berjalan lebih efektif dan tidak kekurangan siswa.
Data Disdik menyebutkan, jumlah SD di Sumenep pada 2022 mencapai 661 lembaga, dan turun menjadi 634 lembaga pada tahun 2025.
Hingga 2025, jumlah total lembaga sekolah dasar di Sumenep, termasuk SD, MI dan sederajat, mencapai 1.194 lembaga yang tersebar di 27 kecamatan.
Seribu lebih sekolah dasar sederajat itu dinilai mencukupi untuk menampung anak usia sekolah dengan jumlah penduduk sekitar 1,4 juta berdasarkan sensus tahun 2023.
"Sebenarnya jumlah lembaga (SD dan sederajat) di Sumenep cukup banyak jumlahnya," ujar dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang