BANGKALAN, KOMPAS.com - Salah satu ulama kharismatik di Bangkalan, KH Ahmad Faruq Muhtarom, tutup usia pada Selasa (29/7/2025) hari ini.
Kabar tersebut menjadi duka mendalam bagi masyarakat Bangkalan, Jawa Timur.
Rasa duka itu terlihat dari banyaknya santri dan masyarakat yang mengantarkan jenazah hingga ke pemakaman.
Dari pantauan di lokasi, para santri dan masyarakat mengantar jenazah dari Masjid Agung Bangkalan menuju ke kompleks pasarean di Masjid Syaikhona Kholil, Bangkalan.
Tampak para santri itu berjalan tanpa menggunakan alas kaki.
Baca juga: Ketua PBNU Pimpin Shalat Jenazah Kiai Sepuh Pengasuh Ponpes Lirboyo
Jenazah ditandu secara bergantian oleh ribuan santri tersebut.
KH Ahmad Faruq Muhtarom merupakan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hidayah, Demangan Barat, Kabupaten Bangkalan.
Almarhum tutup usia saat menginjak usia 67 tahun.
Salah satu ulama besar di Bangkalan ini dikenal sebagai sosok yang rendah hati dan telaten dalam membimbing santri dan umat.
"Beliau sosok kiai yang rendah hati dan sabar, penuh perhatian dan ketelatenan dalam membimbing santri maupun umat Islam lainnya," kata Ketua MUI Bangkalan, KH Moh Makki Nasir, Selasa (29/7/2025).
Sementara itu, salah satu perwakilan keluarga Bani Kholil, KH Nasih Aschal, mengatakan, almarhum KH Ahmad Faruq Muhtarom bukan hanya sosok kiai, tetapi juga figur orangtua.
"Beliau bukan hanya sosok kiai yang mendidik santri dan kiai yang berdakwah untuk masyarakat, tetapi bagi kami juga sebagai figur orangtua, panutan yang patut diteladani," tuturnya.
Baca juga: Cerita Santri Rawat Sapi 1 Ton Lebih di Pesantren: Kami Jalankan Amanah Kiai
Pria yang akrab disapa Ra Nasih ini juga mengingat sosok almarhum KH Ahmad Faruq sebagai tokoh yang kental akan kemandiriannya.
"Beliau sosok yang mengayomi dan tokoh pemersatu. Salah satu hal yang saya ingat, Beliau sangat kental adalah kemandiriannya dan independensinya luar biasa," ujarnya.
"Kami berduka dan semoga Beliau ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Semoga ada yang meneruskan dari setiap perjuangan Beliau," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang