SUMENEP, KOMPAS.com – Bangunan di Gang IV Jalan Pahlawan, Desa Pandian, Kecamatan Kota Sumenep, Jawa Timur, menjadi tempat tinggal puluhan anak-anak yatim, piatu, dan dhuafa.
Sejak berdiri tahun 1994, Panti Asuhan Muhammadiyah ini menjadi tempat bernaung bagi anak-anak yang datang dengan segala keterbatasan.
Di sini, mereka tak hanya tinggal, tapi juga belajar, tumbuh, dan dipersiapkan untuk hidup mandiri.
Baca juga: Merawat Bayi yang Terpisah dari Orangtuanya
Ustaz Ahmad Riadi, pengasuh panti yang akrab disapa Adi, menyebut panti ini bukan sekadar tempat menampung, tapi juga tempat membentuk masa depan.
“Anak-anak di sini kami arahkan jadi pribadi mandiri, lewat pendidikan, keterampilan, dan pelatihan usaha,” kata Adi kepada Kompas.com, Minggu (27/7/2025).
Baca juga: Menembus Batas Nasib, Kisah Anak Panti Asuhan di Kupang Menjadi Sarjana dan Guru
Saat ini, Adi melanjutkan, panti mengelola beberapa unit usaha seperti Pantimart, percetakan dan sablon, guest house, serta lapangan bulu tangkis.
“Anak-anak ikut terlibat langsung. Mereka belajar usaha sejak sekarang, supaya nanti tidak kaget saat hidup mandiri,” tambah dia.
Di bidang pendidikan, anak-anak difasilitasi sampai ke perguruan tinggi. Beberapa bahkan sudah menempuh kuliah S2.
“Kalau ada yang serius belajar, pasti kami usahakan. Bahkan ada juga donatur yang sampai mewakafkan rumah untuk panti,” ungkap Adi.
Meski tanpa dana dari pemerintah, panti ini tetap berjalan mandiri dan profesional, sambil tetap mengikuti aturan yang berlaku.
“Mereka datang dengan keterbatasan, tapi harus pulang dengan harapan dan semangat baru,” ungkapnya.
Sebagian anak asuh kini sudah bekerja, ada yang menjadi guru, dosen, tenaga kesehatan, hingga membuka usaha sendiri di kampung halaman.
Beberapa di antaranya tetap menjalin komunikasi dengan panti, bahkan ikut membantu adik-adik asuh yang masih tinggal di sana.
Panti juga rutin mengadakan pelatihan keterampilan seperti menjahit, sablon, barista, hingga pengelolaan toko agar anak-anak punya bekal setelah lulus.
Setiap program yang dijalankan, kata Adi, berangkat dari semangat agar anak-anak tidak hanya selesai sekolah, tapi juga siap hidup mandiri.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang