Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbau Warganya Mengungsi karena Ada Sound Horeg, Sekdes Donowarih Minta Jangan Didramatisasi

Kompas.com, 24 Juli 2025, 15:50 WIB
Imron Hakiki,
Icha Rastika

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com – Pemerintah Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang menyampaikan klarifikasi terkait polemik surat edaran yang dikeluarkan untuk warga Desa Donowarih yang memiliki anak kecil atau bayi, lansia, atau sedang sakit untuk mengungsi sementara, pada hari ini Rabu (23/7/2025), karena ada kegiatan Karnaval Pesta Rakyat Karangjuwet Vol 5, yang menghadirkan sound horeg.

Sekretaris Desa Donowarih, Ary Widya Hartono menegaskan bahwa surat edaran tersebut merupakan langkah preventif pemerintah desa demi keamanan dan kenyamanan warga.

“Makna mengungsi itu kan debatable. Bahasa Jawa-nya tirah, itu bahasa Indonesia-nya ngungsi memang. Nah, cuma kan yang saya agak kurang sependapat itu kala yang tirah itu tidak merasa terzalimi atau pun tidak merasa terganggu. Terus ngapain ada orang yang mempermasalahkan itu?” ujarnya melalui sambungan telepon, Kamis (24/7/2025).

Baca juga: Gelar Karnaval Sound Horeg, Kades di Malang Keluarkan SE agar Warganya Mengungsi

Lebih lanjut, Ary menyayangkan adanya pihak-pihak yang mendramatisasi surat edaran itu, seolah-olah terjadi bencana.

“Nah, itu kan akhirnya orang mendramatisir seakan-akan ada bencana terus seseorang diminta mengungsi, kan seperti itu,” ujarnya. 

Ary mengatakan bahwa memang ada beberapa warganya yang mengungsi sementara saat adanya kegiatan karnaval dan sound horeg itu.

Namun, ia menegaskan bahwa mereka tidak mempermasalahkan hal tersebut. 

“Kalau dalam bingkai bahasa ngungsi, bahasa tirah itu debatable. Tapi ruh yang paling hakiki dari surat edaran itu adalah sebagai bentuk perhatian desa terhadap warga masyarakatnya, sebagai tindakan preventif. Kalau tidak bikin surat edaran itu, kemudian ada orang sakit terus meninggal akibat dampak yang ditimbulkan oleh sound horeg, siapa yang bertanggung jawab?” katanya.

“Sekarang masalahnya ini kan desa saya, mohon maaf. Masyarakat desa saya itu tidak mempermasalahkan. Lah, terus kalau yang mempermasalahkan orang lain itu kan lucu,” katanya. 

Ary menyampaikan bahwa kegiatan karnaval dan sound horeg itu digelar pada Rabu (22/7/2025) kemarin dan selesai sekitar pukul 00.00 WIB.

Baca juga: Sudah Jadi Tradisi, Kepala Desa di Kabupaten Malang Gelar Karnaval Sound Horeg dan Minta Warganya Mengungsi

Sebelumnya diberitakan, Kepala Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang mengeluarkan surat edaran bagi warga Desa Donowarih yang memiliki anak kecil atau bayi, lansia, atau sedang sakit untuk mengungsi sementara pada hari ini Rabu (23/7/2025).

Sebab, pada hari itu, akan digelar Karnaval Pesta Rakyat Karangjuwet Vol 5 yang menghadirkan sound horeg.

“Agar dapat menjaga jarak atau mengamankan sementara dari lokasi kegiatan demi kenyamanan bersama dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, mengingat sound system yang akan digunakan cukup keras (sound horeg),” demikian salah satu potongan surat edaran tersebut.

Ary Widya Hartono membenarkan adanya surat edaran itu.

Ia menyebut, kegiatan karnaval itu sudah menjadi tradisi yang rutin digelar dua tahun sekali dalam rangka bersih desa, sebagai bentuk syukuran.

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau