Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangan Ibu yang Hendak Melahirkan Terabas Kemacetan Ekstrem Pelabuhan Ketapang

Kompas.com, 24 Juli 2025, 13:33 WIB
Fitri Anggiawati,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kemacetan ekstrem menuju Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur kembali terjadi, bahkan telah mengular lebih dari 35 kilometer.

Kendaraan nyaris tak bergerak, mempengaruhi setiap aspek, terutama mobilitas warga yang terhambat karena sulitnya akses menuju Kota Banyuwangi.

Salah satu yang terdampak adalah Nur Laila Dewi Sinta (23), seorang ibu muda asal Desa Sumberkencono, Kecamatan Wongsorejo, yang harus berjuang menerobos kemacetan ekstrem karena hendak melahirkan anak pertamanya.

Baca juga: Dampak Penutupan Jalur Gumitir, Kemacetan Parah ke Pelabuhan Ketapang Hingga Hutan Baluran

Bersama suaminya, Nur Laila bahkan harus berganti kendaraan, dari mobil ke sepeda motor demi dapat cepat sampai ke RS Yasmin di Kota Banyuwangi untuk mendapatkan penanganan medis.

"HPL (hari perkiraan lahir) hari ini tanggal 24," kata rekan Nur Laila, Yulia Ainurrohmah, Kamis (24/7/2025).

Yulia adalah teman sekaligus rekan seprofesi Nur Laila, yang sama-sama mengajar di SMP Islam Sunan Kalijaga, Sumberkencono, Wongsorejo.

Kepada Yulia, Nur Laila aktif memberitahukan perkembangan keadaannya sejak berangkat dari rumah hingga mendapatkan penanganan di rumah sakit.

"Sebetulnya tanggal 20 Juli sudah ngeflek dan kram, karena khawatir, dibawa ke bidan, dan diminta rujuk ke rumah sakit," ungkap Yulia.

Baca juga: Gapasdap Desak Kenaikan Tarif Penyeberangan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk

Namun, saat itu, Nur Laila mendapatkan penolakan karena menurut tenaga medis, Nur Laila belum mengalami pembukaan jalan lahir, sehingga dipersilakan pulang untuk istirahat total dan kembali saat HPL.

Pada HPL, sebelum subuh, Nur Laila berangkat bersama keluarga menuju rumah sakit dari rumah mereka menggunakan mobil pribadi.

Namun, mobil terjebak kemacetan ekstrem sejak dari wilayah Desa Galekan, yang tak hanya menutup dua jalur jalan.

Empat jalur jalan yang ada tertutup kendaraan, sehingga Nur Laila dan keluarganya terjebak dan tak lagi bisa bergerak di sekitar Masjid Wongsorejo.

"Lama tidak ada pergerakan, karena khawatir, orangtua inisiatif untuk menyuruh suami Nur untuk naik motor," tuturnya.

Baca juga: Gapasdap Minta Pembangunan Dermaga Baru di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk

Seorang kerabat diminta untuk mengantar motor, dan suami Nur yang mengendarai sendiri motornya sembari membawa sang istri.

Mereka hanya berdua dan saling menguatkan.

Dari rekaman video yang dibagikan Nur kepada Yulia, motor mereka melaju pelan di sela-sela truk besar.

Cukup sempit dan hanya mampu dilewati satu motor, serta pengendara pun harus pandai-pandai menjaga keseimbangan.

Perjuangan suami Nur, ia harus mencari celah di setiap truk, serta memastikan sang istri baik-baik saja, karena sang istri sebetulnya tak boleh kelelahan.

"Naik motor pelan sekali dan sering berhenti, karena sama dokter tidak boleh terlalu capek dan tidak boleh banyak bergerak," ujarnya.

Baca juga: Gapasdap Minta Pembangunan Dermaga Baru di Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk

Keduanya banyak berhenti untuk memantau kondisi sang ibu, kemudian melanjutkan perjalanan kembali saat sang ibu yakin.

Beruntungnya, kondisi sang ibu hamil juga dalam keadaan fit.

Setelah melalui perjuangan untuk terlepas dari kemacetan ekstrem Pelabuhan Ketapang, pasangan suami istri tersebut akhirnya dapat tiba dengan selamat di rumah sakit pada sekitar pukul 08.00 WIB.

"Alhamdulillah sudah ditangani dan sekarang ditangani dokter," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau