Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertahan 2 Hari akibat Kemacetan Ekstrem di Pelabuhan Ketapang, Sopir Truk: Uang Makan Menipis

Kompas.com, 18 Juli 2025, 13:38 WIB
Fitri Anggiawati,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Kemacetan ekstrem yang terjadi di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Jawa Timur, berimbas pada pengiriman logistik.

Sudah dua hari kendaraan yang hendak menyeberang ke Bali tertahan di Banyuwangi akibat kemacetan parah itu.

Salah satunya truk yang dikemudikan oleh Made. Sopir asal Bali itu hendak mengirim pakan ternak dari Surabaya ke Bali.

"Saya sudah dua hari menginap di Dermaga Bulusan," kata Made, Jumat (18/7/2025).

Baca juga: Temuan Inspeksi KSOP di Pelabuhan Ketapang Mengingatkan akan Tragedi KMP Tunu Pratama Jaya

Semakin hari, ia semakin cemas sebab jika biasanya dalam tiga hari sudah melakukan bongkar muatan di lokasi tujuan, namun di hari keempat, ia masih tertahan di Pelabuhan Ketapang.

Kondisi ini juga berpengaruh pada semakin menipisnya uang makan yang ia dimiliki, sehingga ia harus putar otak dan ikat pinggang agar penghasilan untuk keluarga tak berkurang banyak.

"Kerugian banyak, uang makan menipis dan barangnya orang lambat sampai. Saya juga tidak bisa cepat-cepat angkut muatan lagi," ujarnya.

Baca juga: Pengendara Ngeblong Perparah Kemacetan Ekstrem di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi

Terlebih, ia tak mendapatkan dispensasi dari perusahaan tempat ia bekerja, sehingga mau tidak mau ia harus membayar semua kebutuhan dari kantongnya sendiri.

Namun begitu, dia bersyukur karena perusahaan tak menerapkan denda keterlambatan pengiriman karena sudah mengetahui kondisi di lapangan.

"Bos sudah tahu keadaannya, tidak ada denda," tuturnya.

Made pun berharap arus penyeberangan Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk kemabli normal sehingga kemacetan ekstrem yang terjadi di Pelabuhan Ketapang segera terurai.

Untuk diketahui, kemacetan ekstrem dari arah Situbondo menuju Pelabuhan Ketapang pada Kamis (17/7/2025) mencapai 27 kilometer. Hari ini, terpantau berkurang meski tak signifikan.

Sementara itu, mengatasi kemacetan yang terjadi, Polresta Banyuwangi melakukan pengaturan lalu lintas di berbagai titik.

"Semangat kami tetap sama, melayani masyarakat. Kami ingin semua tetap merasa aman dan nyaman meski harus menunggu," ujar Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra.

Selain melakukan pengaturan arus dan pengalihan jalur, Polresta Banyuwangi juga menyiapkan kantong-kantong parkir sementara untuk kendaraan angkutan barang maupun penumpang yang menunggu giliran masuk pelabuhan.

Polresta Banyuwangi terus berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Dinas Perhubungan, ASDP Ketapang, dan Otoritas Pelabuhan untuk memastikan situasi tetap terkendali hingga arus kendaraan kembali normal.

"Kepada masyarakat mohon bersabar, patuhi arahan petugas di lapangan, serta mempertimbangkan jalur alternatif selama kepadatan berlangsung," pesan Rama.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau