Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Rumah Sakit Asing, Ada Asa dari Surabaya untuk Bangun Kepercayaan Layanan Kesehatan Indonesia

Kompas.com, 23 Juli 2025, 11:58 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Di tengah dinamika sistem kesehatan Indonesia, kabar tentang kemungkinan rumah sakit asing beroperasi di dalam negeri menjadi topik yang hangat dibicarakan.

Ada yang menyambutnya sebagai peluang, ada pula yang menyimpan kegelisahan.

Di antara pro dan kontra itu, satu hal menjadi jelas bahwa kita sedang belajar menakar kepercayaan pada rumah sendiri.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur, Dr dr Sutrisno SpOG (K), menyikapi wacana ini dengan bijak.

Baca juga: Rumah Sakit Tentara di Bengkulu Tidak Diserang Gerombolan Liar, Kapenrem Ungkap Pristiwa Sebenarnya

Ia tidak menolak kehadiran rumah sakit asing, tetapi meletakkan harapan besar pada kerja sama yang bermakna, bukan sekadar kompetisi semu.

“Harapan kita adalah kalau mereka bisa bekerja sama. Saya harap mereka akan menggunakan tenaga kerja yang di sini sehingga ada transfer ilmu yang bagus, ada transfer teknologi yang bagus,” ujarnya kepada jurnalis termasuk Kompas.com.

Ada optimisme sebab Indonesia bukan negara kecil yang perlu takut pada kehadiran yang asing. Dengan 280 juta jiwa, negeri ini adalah panggung yang luas bagi kolaborasi.

“Kita tetap optimistis bahwa bangsa kita tidak kalah dengan bangsa asing. Siapa pun dalam era yang bebas ini akan siap berkompetisi dan tentunya maju bersama,” kata Sutrisno.

Namun, ia pun tidak menutup mata bahwa tidak semua orang menyambut hangat.

Baca juga: Derita Pasien di Polewali Mandar, Ditandu 20 Km dan Habiskan Rp 700 Ribu untuk Sampai Rumah Sakit

Ada yang merasa terancam, bingung, atau sekadar belum percaya. Ketidakpastian ini, menurutnya bukanlah musuh tetapi bagian dari proses tumbuh.

“Kalau penolakan ya kita tidak menutup mata, pasti ada. Ada yang terusik, ada yang bertanya-tanya, ada yang meragukan, bahkan ada yang bingung. Tapi kembali ke hukum alam, siapa yang beradaptasi dialah yang akan bisa bertahan,” imbuhnya.

Preskon jelang Indonesia Medical Wellness Tourism Expo (IMWTE) dan IVF Festival 2025 yang akan digelar di Grandcity Surabaya mulai 25-27 Juli 2025 mendatang.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Preskon jelang Indonesia Medical Wellness Tourism Expo (IMWTE) dan IVF Festival 2025 yang akan digelar di Grandcity Surabaya mulai 25-27 Juli 2025 mendatang.

Untuk menjawab itu, banyak pihak mulai membuka ruang dialog. Salah satunya melalui Indonesia Medical Wellness Tourism Expo (IMWTE) dan IVF Festival 2025 yang akan digelar di Grandcity Surabaya pada 25-27 Juli 2025.

Kegiatan ini bukan ajang promosi atau pameran teknologi, tetapi tempat di mana suara masyarakat bisa bertemu dengan mereka yang selama ini bekerja di balik pelayanan kesehatan.

“Kami ingin mengedukasi sekaligus membangun kepercayaan bahwa layanan kesehatan berkelas dunia kini ada di Indonesia, dengan biaya yang transparan, terjangkau, dan terjamin,” kata Danny Ramdani Sultoni, ketua penyelenggara acara ini.

Baca juga: Ratusan Siswa SMPN 8 Kota Kupang Dilarikan ke Rumah Sakit, Diduga Usai Menyantap Program MBG

Seperti diketahui selama ini sekitar dua juta warga Indonesia pergi berobat ke luar negeri setiap tahun.

Bukan hanya karena alat yang lebih canggih, tetapi karena keyakinan bahwa mereka akan diperlakukan lebih baik di tempat lain. 

Ia meyakini perubahan tidak harus dimulai dengan gedung tinggi atau mesin terbaru. Itu bisa dimulai dari empati, dari kemauan mendengar keluhan masyarakat, dan dari usaha mempertemukan semua pihak dalam satu ruang yang setara.

“Justru dari sini, di Surabaya, kami ingin membangun kesadaran tersebut,” pungkas Danny.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Kuliah Sambil Jadi Kurir Paket, Gibran Harus Pandai Bagi Waktu dan Rendahkan Ego
Surabaya
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Jadi Kurir Paket, Hamdan Kerap Bantu Pelanggan supaya Tak Tertipu Pesanan Palsu
Surabaya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau