Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13 Jukir Liar di Jalan Tunjungan Surabaya Ditangkap

Kompas.com, 12 Juli 2025, 20:20 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 13 juru parkir (jukir) liar di sepanjang Jalan Tunjungan, Kecamatan Genteng, Surabaya, ditangkap.

Sebab, para pelaku menggunakan lokasi resmi untuk dimanfaatkan secara ilegal.

Plt Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Trio Wahyu Bowo, mengatakan, penangkapan itu dilakukan oleh petugas gabungan dengan aparat kepolisian dan Satpol PP.

"Kami susuri dari sisi utara dan timur (Jalan Tulungagung), tertangkap tangan Samapta Polrestabes Surabaya ada 13 jukir tidak resmi," kata Trio ketika dikonfirmasi, Sabtu (12/7/2025).

Baca juga: Ramai Jukir Minta Uang Parkir di Minimarket Tunjungan, Eri Cahyadi: Sudah Ditindak

Trio menyebut, penyusuran itu dilakukan setelah adanya laporan masyarakat yang merasa terganggu.

Akhirnya, para pelaku tersebut mengaku rompi hasil meminjam dari jukir resmi.

"Mereka menempati parkir resmi dari kami, tetapi jukirnya itu tidak resmi, artinya tidak mendapatkan izin, tidak memiliki kartu anggota yang dikeluarkan Dishub Surabaya," ujarnya.

Selanjutnya, para jukir liar tersebut langsung dibawa untuk dimintai keterangan ke Mapolrestabes Surabaya.

Mereka mendapatkan sanksi dengan tindak pidana ringan (tipiring).

Baca juga: Video Viral Jukir Liar Getok Parkir di Bandung Rp 50.000, Polisi Amankan Pelaku

"Dari Satpol PP dan Samapta, sanksinya sudah jelas, kami tindak Tipiring. Kedua kami evaluasi KTA (Kartu Tanda Anggota), kalau ada jukir tidak berbaju sopan, itu bukan jukir kami lagi, itu sudah melanggar," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, ramai di media sosial, seorang pengunjung minimarket merasa dipaksa memberikan uang kepada jukir, sedangkan dia masih berada di dalam mobil dan tidak diberi karcis sebelumnya.

Berdasarkan video yang diunggah akun TikTok @_callmeraf, terlihat perekam yang sedang berada di kursi belakang mobil, tengah dihentikan oleh seorang jukir ketika hendak meninggalkan lokasi.

Perekam meminta agar temannya tidak memberikan uang parkir karena merasa masih berada di dalam mobil.

Akan tetapi, jukir tersebut tetap memintanya kepada pengemudi.

Sedangkan, @_callmeraf menuliskan, peristiwa tersebut terjadi di Jalan Tunjungan, Surabaya, Kamis (10/7/2025).

Ketika itu, mobilnya terparkir di depan minimarket karena menunggu temannya.

"Saat akan beranjak pergi tiba-tiba jukir tersebut meminta biaya parkir, dengan rasa iba kami beri 1.000 rupiah tetapi jukir tersebut menolak dan meminta 5.000 rupiah," tulis @_callmeraf dalam unggahannya.

"Saat kami mintai karcis, memang dia memberi, tetapi bukankah SOP pemberian karcis diberikan saat kendaraan sudah tiba dan bukan di saat akan beranjak pergi? Dan juga untuk Indomaret, kebijakan parkir juga gratis, bukan?" tambahnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau