Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nahas bagi Sumiati, Uang sebagai Tukang Fotokopi yang Dikumpulkannya Raib Tertipu Promosi Tanah Kavling Surabaya

Kompas.com, 11 Juli 2025, 07:40 WIB
Azwa Safrina,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Mediasi kasus dugaan penipuan tanah kavling oleh Muhammad Bisri, akhirnya mencapai kesepakatan.

Lokasi dugaan penipuan tanah kavling itu bertempat di Jalan Tambak Medokan Ayu Gang VI Nomor 2 Kav 1 E, Kecamatan Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.

Kesepakatan terjadi dalam mediasi yang digelar Wakil Wali Kota Surabaya Armuji di Rumah Aspirasi pada Kamis (10/7/2025), didampingi camat Rungkut dan lurah Medokan Ayu.

Bisri menyepakati akan membagi aset tanah kavling persil 92 seluas 1,7 hektar miliknya kepada para korban yang hadir sebagai ganti rugi.

Baca juga: Mediasi Lanjutan Dugaan Penipuan Tanah Kavling di Tambak Medokan Ayu, Aset 1,7 Hektar Dibagikan kepada Korban

Dalam mediasi itu, hadir 40 orang yang berasal dari Surabaya, Mojokerto, dan Jember.

Para korban mengaku sudah mengirimkan uang senilai ratusan juta mulai tahun 2012, tapi hingga kini belum juga ada kejelasan.

Salah satunya, Sumiati (39), warga Deles yang mengaku pertama kali mengenal Bisri karena dikenalkan oleh tetangganya yang mempromosikan tanah dengan harga murah.

Ia pun tertarik untuk membeli satu unit kavling berukuran 84 (14x6) meter persegi senilai Rp 50 juta dengan uang muka Rp 10 juta dan diangsur Rp 750.000 selama lima tahun.

Wanita yang bekerja sebagai tukang fotokopi itu, sejak tahun 2013 selalu bekerja keras menyisihkan sebagian uangnya demi mewujudkan impiannya memiliki tanah pribadi.

“Saya ini hanya tukang fotokopi, Mbak, setiap hari selalu menyisakan uang dari 100 perak untuk bisa nyicil di setiap tahunnya, tapi malah ending-nya enggak ada,” ucap Sumiati dengan mata yang berkaca-kaca.

Sumiati pertama kali mengetahui bahwa dia sudah terkena modus penipuan, ketika Bisri ditangkap atas kasus penipuan tanah yang lain pada tahun 2018

“Sewaktu lima tahun itu mau pelunasan, tiba-tiba saya tahu kalua Pak Bisri itu ditangkap, otomatis kita kaget dong, kok bisa pemiliknya juga masuk. Saya juga pernah datang ke persidangannya,” ujarnya.

Baca juga: Armuji Sidak Dugaan Penipuan Tanah Kavling di Medokan Ayu Tambak Surabaya, tetapi Gagal Temui Pelaku

Pertama kali mendengar kabar tersebut, Sumiati mengaku terkejut dan menangis tersedu-sedu.

“Ya saya ini hanya rakyat kecil yang tiap hari bekerja demi mewujudkan impian suatu hari nanti bisa punya tanah sendiri. Kakak saya juga kena tipu, dia kerjanya sebagai tukang tambal ban, aslinya juga banya tetangga saya yang lain juga kena tipu, ada yang akhirnya menyerah,” paparnya.

Akhirnya, ia berniat untuk mengumpulkan para korban lainnya hingga saat ini yang berjumlah lebih dari 100 orang.

Halaman:


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau