Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.000 Hari Tragedi Kanjuruhan, Verlitha Tetap Tersenyum Meski Sakit Kadang Kembali

Kompas.com, 26 Juni 2025, 20:55 WIB
Suci Rahayu,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Tragedi Kanjuruhan memasuki 1000 hari setelah kejadian insiden mematikan di Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.

Verlitha Noor Zia tetap menjadi gadis yang penuh semangat.

Meskipun tragedi itu masih meninggalkan jejak yang tidak mudah dilupakan.

Saat itu ia masih duduk di bangku SMP menjadi salah satu korban luka serius.

Pada Kamis (26/6/2025), ia menyambut hari ke-1000 sejak kejadian dengan kondisi fisik yang jauh lebih baik.

Dengan rasa sakit masih kerap datang, terutama saat kelelahan atau melakukan aktivitas berat.

“Kalau capek terasa sakit. Tidak sampai operasi waktu itu. Kalau capek dan terasa ya pakai rompi itu,” kata gadis yang biasa disapa Verlitha kepada Kompas.com.

Baca juga: 1.000 Hari Tragedi Kanjuruhan, Luka Tak Kasatmata di Kaki dan Hati Bagas Satria

Seperti diketahui baru-baru ini, saat menjalani praktik kerja lapangan (PKL) di panti jompo, ia sering merasakan sakit setelah mendorong kursi roda. Namun ia menghadapinya dengan tenang, beristirahat dan membiarkan tubuhnya pulih tanpa lagi bergantung pada obat-obatan.

“Enggak trauma dan tidak dirasain, sakit ya langsung dibuat rebahan gitu. Sudah tidak minum obat-obatan lagi, sebelumnya minum vitamin tulang,” imbuhnya.

Saat ini ia sudah tdak lagi minum obat dan tampak pulih secara fisik, ia memilih menjauh dari dunia yang dulu dicintainya yaitu menyaksikan Arema FC berlaga di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.

“Tidak ke stadion dan tidak lihat di TV juga. Mungkin suatu hari, selama ini liat di Instagram saja,” katanya lagi.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Akan Diangkat ke Film Layar Lebar

Korban Tragedi Kanjuruhan Verlitha Noor Zia melihat hasil rontgen di daerah Sukun, Senin (25/10/2022) sore.KOMPAS.com/SUCI RAHAYU Korban Tragedi Kanjuruhan Verlitha Noor Zia melihat hasil rontgen di daerah Sukun, Senin (25/10/2022) sore.

Perjalanan Penyembuhan, Dari Rumah Sakit Hingga Ujian Sekolah di Rumah

Ibunya, Sri Endah Sulistyani menceritakan perjalanan panjang penyembuhan Verlitha Noor Zia. Pasca tragedi yang harus mengenakan rompi penyangga selama berbulan-bulan. Aktivitas sekolah pun harus menyesuaikan dengan kondisi fisiknya.

“Tiga bulan setelah dari RS itu masih pakai rompi. Sampai waktu ujian kelas 3 SMP, pihak sekolah dilaksanakan di rumah, salah satu guru datang ke sini,” ujarnya.

Termasuk proses administrasi rumah sakit sempat membuat keluarga khawatir. Namun setelah informasi dari Pemkot Malang dan klarifikasi bahwa korban Tragedi Kanjuruhan harus mendapat perawatan gratis, biaya rumah sakit akhirnya dikembalikan.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau