Kini menu andalan seperti spaghetti brulee dan lasagna tetap jadi primadona. Namun, Dias memberi sentuhan khas pada resep-resepnya.
“Kalau biasanya spaghetti brulee itu sausnya putih, nah kalau di sini pakai saus richies warna kuning. Kalau lasagna di sini jenisnya yang basah, jadi kulitnya lebih lembut dan creamy. Beda dengan lasagna umumnya,” tuturnya.
Kemudian pizza pastry dan martabak dennys juga mulai mencuri perhatian. Martabak dennys, misalnya, langsung menjadi salah satu best seller.
“Kami ada martabak dennys, juga menu baru yang akhir-akhir ini best seller. Karena unik, teksturnya seperti roti tapi crunchy luarnya,” kata perempuan yang beberapa kali menjadi pembicara terkait UMKM di Surabaya.
Soal rasa, ia memastikan semuanya tetap setia pada akar masakan Italia, tetapi tetap ramah di lidah orang Surabaya.
“Kue Italia semua yang dijual hanya disesuaikan dengan lidah orang Surabaya. Untuk lasagna, sausnya pure daging dan rasanya tidak terlalu kuat di asamnya. Biasanya kan yang lain ada campuran wortel dan bombaynya,” tuturnya.
Kini, Delicio Pasta juga menghadirkan beberapa menu dalam bentuk frozen food. Meski perjalanan eksperimen tak selalu mulus, Dias tak berhenti berinovasi.
Baca juga: Kuliner Yogyakarta Kopi Joss Dapat Sertifikat Warisan Budaya Takbenda
Sebab sejak awal usaha ia tahu pasta bukan makanan tren musiman, namun comfort food yang selalu dicari.
“Berkali-kali tidak mengembang maupun tidak berhasil. Pasta berhasil tidaknya sesuai selera, tapi kalau pastry beda adonan bisa tampilannya tidak bagus dan rasanya beda. Sampai akhirnya berani jual itu sudah berapa kali percobaan,” ujar Dias Istiana.
“Orang jualan pasta kayak tidak musiman. Bukan makanan yang viral ramai lalu hilang. Tapi ada terus, yang penting berkembang, ada inovasi, harus dikreasikan lagi,” katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang