Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahun-tahun Banjir Rob di Kepulauan Sumenep, Warga Bertahan Tanpa Bantuan Pemerintah

Kompas.com, 28 Mei 2025, 21:51 WIB
Nur Khalis,
Icha Rastika

Tim Redaksi

SUMENEP, KOMPAS.com - Selama bertahun-tahun, banjir rob yang terjadi di tiga pulau di Desa Saobi, Kecamatan Kangayan, Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur belum mendapat perhatian pemerintah.

Memasuki hari keempat banjir rob terjadi, belum ada tim dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep yang mendata korban terdampak banjir dengan ketinggian antara 40-60 sentimeter itu.

Banjir tahunan ini telah merendam enam dusun dan ratusan rumah yang tersebar di wilayah pulau Sapapan, Bungin Nyarat, dan Saobi.

"Sampai saat ini belum ada sih. (Warga) menghadapi sendiri," kata Hosaini, Kepala Desa (Kades) Saobi di Sumenep, Rabu (28/5/2025).

Baca juga: Siswa SMAN 1 Kampung Laut Cilacap Ujian Semester di Tengah Banjir Rob

Seingat Hosaini, pernah ada bantuan berupa obat-obatan dan alat dapur seperti panci dan ember untuk empat orang atau kepala keluarga (KK) yang terdampak.

"Saya lupa tahunnya, mungkin sekitar tiga tahun lalu, untuk empat orang, itu dari Tagana kayaknya," kata dia.

Dua orang warga di desa Saobi yang beetahan di rumah akibat banjir rob. KOMPAS.com/ Nur Khalis Dua orang warga di desa Saobi yang beetahan di rumah akibat banjir rob.

Akibat banjir rob ini, satu dari tiga pulau di Desa Saobi lumpuh total. Sebab, air mengisi seluruh bagian rumah dan jalan kampung di Pulau Bungin Nyarat.

"(Dusun) Bungin, lumpuh total. (Pulau) Saobi relatif masih jalan, hanya 3 dusun yang parah, termasuk dusun Timur Sungai dan Dusun Jambatan," ujar dia.

Banjir rob di Desa Saobi telah terjadi bertahun tahun. Sejak dua tahun terakhir, banjir yang merendam rumah warga jauh lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.

"Kalau besar begini, dua tahun terakhir. Paling besar tahun lalu. Masuk ke rumah warga," tuturnya.

Baca juga: Waspada, Pantura Semarang-Demak Berpotensi Banjir Rob Hari Ini

Secara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Sumenep, Ach Laili Maulidy mengaku belum tahu adanya banjir rob di Desa Saobi, Kecamatan Kangayan.

"Kapan itu? Belum tahu. Belum ada info kepada saya," kata Laili kepada Kompas.com, Rabu (28/5/2025).

Laili menyampaikan, dalam penanganan banjir, BPBD hanya sebatas memberikan bantuan setelah menerima hasil pendataan di lapangan, baik dari tim Tagana dan kepala desa.

"Kami cuma memberikan bantuan stimulan. Ketika itu, misalnya, ada korban tendampak, diberi bantuan stimulan. Entah itu sembako, entah itu berupa uang," ujar dia.

"Untuk penangulangannya, untuk mengatasi itu, itu nanti ada OPD tehnis yang akan menangani," katanya.

Air bercampur sampah genangi rumah warga akibat banjir rob di Desa Saobi, Sumenep. KOMPAS.com/ Nur Khalis Air bercampur sampah genangi rumah warga akibat banjir rob di Desa Saobi, Sumenep.

Halaman:


Terkini Lainnya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau