Memasuki hari keempat banjir rob terjadi, belum ada tim dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep yang mendata korban terdampak banjir dengan ketinggian antara 40-60 sentimeter itu.
Banjir tahunan ini telah merendam enam dusun dan ratusan rumah yang tersebar di wilayah pulau Sapapan, Bungin Nyarat, dan Saobi.
"Sampai saat ini belum ada sih. (Warga) menghadapi sendiri," kata Hosaini, Kepala Desa (Kades) Saobi di Sumenep, Rabu (28/5/2025).
Seingat Hosaini, pernah ada bantuan berupa obat-obatan dan alat dapur seperti panci dan ember untuk empat orang atau kepala keluarga (KK) yang terdampak.
"Saya lupa tahunnya, mungkin sekitar tiga tahun lalu, untuk empat orang, itu dari Tagana kayaknya," kata dia.
Akibat banjir rob ini, satu dari tiga pulau di Desa Saobi lumpuh total. Sebab, air mengisi seluruh bagian rumah dan jalan kampung di Pulau Bungin Nyarat.
"(Dusun) Bungin, lumpuh total. (Pulau) Saobi relatif masih jalan, hanya 3 dusun yang parah, termasuk dusun Timur Sungai dan Dusun Jambatan," ujar dia.
Banjir rob di Desa Saobi telah terjadi bertahun tahun. Sejak dua tahun terakhir, banjir yang merendam rumah warga jauh lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau besar begini, dua tahun terakhir. Paling besar tahun lalu. Masuk ke rumah warga," tuturnya.
Secara terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Sumenep, Ach Laili Maulidy mengaku belum tahu adanya banjir rob di Desa Saobi, Kecamatan Kangayan.
"Kapan itu? Belum tahu. Belum ada info kepada saya," kata Laili kepada Kompas.com, Rabu (28/5/2025).
Laili menyampaikan, dalam penanganan banjir, BPBD hanya sebatas memberikan bantuan setelah menerima hasil pendataan di lapangan, baik dari tim Tagana dan kepala desa.
"Kami cuma memberikan bantuan stimulan. Ketika itu, misalnya, ada korban tendampak, diberi bantuan stimulan. Entah itu sembako, entah itu berupa uang," ujar dia.
"Untuk penangulangannya, untuk mengatasi itu, itu nanti ada OPD tehnis yang akan menangani," katanya.
BPBD belum pernah menangani banjir rob yang terjadi di wilayah kepulauan Sumenep. Terakhir, BPBD memberikan bantuan sembako untuk warga Desa Gersik Putih, Kecamatan Gapura, yang terdampak banjir rob pada tahun 2024 lalu.
"Saya baru tahu dari sampeyan sekarang ini kalau ada banjir rob (Saobi)," tutur dia.
"Biasanya kami dapat laporan, biasanya, dari Tagana, Kades. Laporannya dalam bentuk tertulis. Tapi sering telat," katanya.
Sebelumnya, tiga pulau di Desa Saobi, Kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, terendam banjir rob sejak tanggal 25 Mei 2025 lalu.
Akibatnya, lebih dari 100 rumah yang berada di Sapapan, Bungin Nyarat dan Saobi terdampak banjir dengan ketinggian air mencapai 60 sentimeter.
Selain merendam rumah warga, banjir rob juga melumpuhkan akses jalan utama, seperti di Pulau Saobi. Akibatnya, aktivitas warga lumpuh total.
Banjir serupa sudah dua kali terjadi di tiga Pulau Desa Saobi. Biasanya, banjir merendam rumah warga antara lima sampai tujuh hari.
Pemerintah Desa Berharap, banjir yang rutin terjadi antara dua sampai tiga kali dalam setahun ini mendapatkan solusi dari Pemerintah Kabupaten maupun Provinsi, sehingga warga bisa terbebas dari banjir rob.
https://surabaya.kompas.com/read/2025/05/28/215142378/bertahun-tahun-banjir-rob-di-kepulauan-sumenep-warga-bertahan-tanpa-bantuan