Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbobot 1 Ton, Sapi Bimo Simmental Cross Milik Warga Bangkalan Dibeli Presiden

Kompas.com, 28 Mei 2025, 14:29 WIB
Yulian Isna Sri Astuti,
Andi Hartik

Tim Redaksi

BANGKALAN, KOMPAS.com - Sapi jenis simmental cross milik Jamil Achmadi (38), warga Dusun Tlempok, Desa Katol Timur, Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, dibeli oleh Presiden Prabowo Subianto untuk hewan kurban.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Iskandar Ahadiyat, mengatakan, pembelian hewan kurban itu bermula saat pihaknya dihubungi oleh Sekretariat Negara (Setneg) dan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian.

"Jadi kami dihubungi oleh pihak Setneg dan Dirjen PKH itu untuk dicarikan sapi untuk dibeli oleh Presiden," ujarnya, Rabu (28/5/2025).

Baca juga: Kisah Jamil Sempat Ragu Saat Dihubungi Setneg RI yang Ingin Membeli Sapinya untuk Kurban Presiden

Dari komunikasi tersebut, pihak Setneg dan Dirjen PKH memberikan beberapa syarat sesuai kriteria yang telah ditentukan, yakni mulai dari berat sapi hingga kesehatan hewan ternak itu.

"Untuk syaratnya itu bobot minimal 800 kilogram dan harus dipastikan kesehatannya dengan diperiksa oleh tim dokter hewan," ungkapnya.

Baca juga: Sapi Parjo Berat 1,1 Ton dari Tangerang, Pilihan Prabowo untuk Kurban

Setelah melakukan pendataan dan pengecekan, tim Setneg dan Dirjen PKH menyepakati untuk membeli sapi milik Jamil dengan bobot 1 ton.

"Alhamdulillah permintaannya itu 800 kilogram, kami dapat yang 1 ton," jelasnya.

Pihaknya juga melakukan pemantauan pada ternak tersebut agar tetap sehat hingga disembelih pada 6 Juni mendatang.

Petugas juga disiapkan untuk memantau dan mencatat kondisi kesehatan hewan.

"Memang ada perlakuan khusus. Jadi sapi itu kami suntik anti-cacing, diberikan makanan konsentrat yang bergizi tinggi, lalu rumput gajah atau red napier, jenis rumput yang bagus," imbuhnya.

Nantinya, sapi Bimo akan dikirim ke Masjid Pragalba di halaman kantor Pemerintah Kabupaten Bangkalan.

Daging sapi itu nantinya akan dibagikan ke masyarakat dengan menggunakan kupon.

Selain sapi Bimo, pihak Setneg dan Dirjen PKH juga meminta Disnak Bangkalan untuk mencarikan tiga sapi lain yang rencananya akan dibagikan ke sejumlah pondok pesantren.

"Ada permintaan tiga lagi dengan bobot yang lebih kecil, yaitu minimal 700 kilogram dan maksimal 900 kilogram. Namun itu belum selesai, tapi kami sudah tindaklanjuti," tuturnya.

Sementara itu, pemilik sapi Bimo, Jamil Achmadi, mengaku senang sapinya dibeli oleh Presiden Prabowo.

Ia melepas sapinya itu dengan harga murah, yakni 90 juta.

"Harga itu sudah termasuk biaya perawatan dan pengiriman pada H-1 nanti," ungkapnya.

Ia mengaku semakin bersemangat merawat sapi Bimo agar bisa disembelih pada hari raya Idul Adha nanti.

"Alhamdulillah, saya sangat senang sapi ini bisa dibeli oleh Presiden dan dagingnya nanti bisa dinikmati oleh masyarakat Bangkalan," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau