Sapi berwarna hitam putih itu lalu dirawat selama dua tahun hingga bobotnya lebih dari 1 ton.
"Itu sudah poel tiga pasang giginya. Saya beli dari masih pedet lalu dirawat sampai dua tahun lebih. Alhamdulillah besar sekali sekarang dan makannya sangat rakus," tuturnya.
Dalam sehari, sapi Bimo menghabiskan 1 karung rumput dan pakan konsentrat serta ampas tahu.
Sedangkan minumnya menghabiskan hingga 2 bak air berukuran 15 liter.
"Untuk konsentratnya cukup banyak, sehari saya habis Rp 50.000 untuk Bimo. Belum lagi ditambah ampas tahu dan dedak gandum," ungkapnya.
Tak hanya itu, kandang Bimo juga cukup bersih. Jamil memasang alas kandang menggunakan bahan karet.
Ia juga kerap membersihkan kandang sapinya agar tak menjadi sarang penyakit untuk ternaknya.
"Lantai kandang saya pasangi alas berbahan karet dan saya selalu bersihkan jadi sapinya sehat sekali," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Iskandar Ahadiyat, mengatakan, para pejabat dari Setneg RI dan Dirjen PKH mengaku puas melihat sapi milik Jamil.
"Alhamdulillah, mereka sangat puas melihat sapinya besar dan sehat. Makanya setelah meninjau langsung deal," ungkapnya.
Nantinya, sapi milik Jamil akan dikirimkan ke Masjid Pragalba di halaman Kantor Pemerintah Kabupaten Bangkalan.
Setelah disembelih, daging sapi akan dibagikan ke masyarakat dengan sistem kupon.
"Nanti penerima akan diberikan kupon yang nantinya bisa ditukar dengan daging kurban," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang