Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernah Lapor Polisi tapi Tak Ditanggapi, Ibu Bawa 2 Anaknya Curhat ke Damkar Kerap Jadi Sasaran KDRT

Kompas.com, 21 Mei 2025, 22:10 WIB
Bilal Ramadhan

Editor

JOMBANG, KOMPAS.com - Pemadam Kebakaran (Damkar) memang memiliki fungsi mendinginkan, terutama memadamkan kejadian kebakaran.

Tetapi belakangan tugas damkar makin kompleks bahkan lucu, seperti menyelamatkan kucing di pohon, menumpas lebah atau melepas cincin dari jari.

Yang juga menggelikan dialami petugas Damkar Jombang berkaitan fungsi 'mendinginkan' itu, yaitu meredam masalah Kekerasan Dalam Ruang Tangga (KDRT).

Pasalnya, seorang wanita berinisial W (30) malah melapor dan curhat ke Tim Damkar dan tidak berani melapor ke polisi atas persoalan rumah tangganya.

Wanita asal Kecamatan Diwek itu curhat ke Damkar, Selasa (13/5/2025) lalu.

Tentu saja beberapa petugas damkar bingung dengan curhatan wanita tersebut.

Baca juga: Kelelahan dan Kehabisan Uang Usai Lari Malam, 3 Remaja di Bogor Minta Bantuan Damkar

Kasus ini pun menarik perhatian Komandan Regu Pos Damkar Kabupaten Jombang, Hariyanto.

Hariyanto pula yang mendengarkan curhatan wanita kepala tiga itu.

Saat dikonfirmasi, Hariyanto membenarkan ada ibu-ibu datang bersama dua anak perempuannya yang masih kecil ke Pos Damkar.

Ia menyebut, wanita tersebut saat itu terlihat bingung sambil menangis.

Tak lama berselang, wanita tersebut mengaku menjadi korban KDRT suaminya dan tidak tahu harus melapor ke mana, karena takut datang ke kantor polisi.

"Jadi itu pekan lalu, ia datang bersama dua anak perempuannya yang masih SD dan TK. Datang menangis, terus cerita menjadi korban KDRT," kata Hariyanto, Rabu (21/5/2025).

Baca juga: Tangan Bocah 4 Tahun di Banjarmasin Tersangkut di Kloset, Dievakuasi Damkar Pakai Bor

Hariyanto menjelaskan, dari curhatan yang dilontarkan wanita itu, sang suami memarahi anak-anak mereka dengan nada tinggi dan menyuruh mencuri piring.

Selain itu, suaminya sempat memukul salah satu anaknya.

Sesuai dengan cerita yang disampaikan, disimpulkan bahwa W mencoba melindungi kedua anaknya.

Namun W dan suaminya malah terlibat adu dorong. Korban pun mengalami lecet di punggung, tangan kanan dan mengaku sakit di bagian pinggang.

Petugas piket saat itu kebetulan masih muda semua dan belum menikah, jadi tidak mengerti bagaimana menangani KDRT.

"Kemudian ada petugas menelpon saya, menceritakan kejadiannya jadi saya pun datang ke kantor. Saat saya tanya, ibu itu minta kami menangkap suaminya saat itu juga," ujar dia.

Baca juga: Petugas Damkar Geleng-geleng Kepala, Kakek di Ngawi Minta Tolong Lepaskan Cincin Paralon dari Alat Vitalnya

W mengaku sudah sering menerima kekerasan bahkan ia pernah mengalami luka berdarah di bagian tangan, dan memar di kaki pada kejadian sebelumnya.

Sebelum tinggal di Kecamatan Diwek, W sempat tinggal di Kecamatan Mojoagung dan di sana sudah mengalami kekerasan dari sang suami.

W pernah melapor ke pihak desa dan polsek, namun tidak ada tindakan karena kurang bukti dan saksi.

W juga mengaku sempat bercerai namun kembali rujuk karena kedua anaknya yang masih kecil.

Hariyanto pun mengarahkannya untuk melapor ke polisi dengan menelpon rekannya di Polsek Jombang untuk penanganan lebih lanjut.

Baca juga: Pengendara Motor Berjatuhan karena Ceceran Solar, Damkar Sabuni Jalan Sejauh 2 Km

Pada hari itu juga sekitar pukul 16.00 WIB, W diantar dan diterima Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Jombang.

"Saya hanya mendampingi, selebihnya sudah ditangani oleh petugas PPA. Dan Senin (19/5/2025) kemarin saya juga dimintai keterangan sebagai saksi oleh Unit PPA," bebernya.

Dikonfirmasi terpisah, Kanit PPA Satreskrim Polres Jombang, Ipda Faris Patriadinata membenarkan adanya laporan kasus tersebut.

"Untuk kasusnya sudah ditangani dan para saksi sudah dmintai keterangan sambil menunggu hasil visum," kata Faris.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Wanita Korban KDRT Ajak 2 Anaknya ke Damkar Jombang, Curhat dan Minta Suaminya Ditangkap.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Kisah Mahasiswa di Surabaya Kerja Sampingan Jadi Kurir Makanan demi Uang Kuliah
Surabaya
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Dua Pelaku Pemalakan di Pantai Bangsring Banyuwangi Beraksi Sejak 2023
Surabaya
Wisatawan Lansia Dipungli 'Uang Pengawalan' Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Wisatawan Lansia Dipungli "Uang Pengawalan" Rp 150.000 di Bangsring Banyuwangi, Sempat Ketakutan
Surabaya
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
M Zaki Ubaidillah, Pemain Muda Asal Madura Raih Perak SEA Games, Sang Ayah Doakan Jadi Juara Dunia
Surabaya
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
Surabaya
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Sebagian Rombongan Wisata Korban Pemalakan di Bangsring Underwater Banyuwangi Ternyata Lansia
Surabaya
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Banjir Genangi Jalan Pantura Baluran Situbondo, Arus Lalu Lintas Melambat
Surabaya
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Rombongan Wisatawan Disandera dan Dipalak Rp 150.000, Pemkab Banyuwangi: Pelaku Bukan Pengelola Resmi
Surabaya
Pelaku Pungli 'Uang Pengawalan' Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Pelaku Pungli "Uang Pengawalan" Bus Wisata di Banyuwangi Dikenai Sanksi Wajib Lapor
Surabaya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau