SURABAYA, KOMPAS.com - Insiden memilukan dalam turnamen futsal antar pelajar di Surabaya memantik respons serius dari Asosiasi Futsal Indonesia (AFI) Provinsi Jawa Timur.
Sebelumnya, dugaan kekerasan dilakukan pelatih berinisial BAZ (30) kepada BAI (11) terjadi di lapangan futsal Labschool Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Minggu (27/4/2025).
Sedangkan, tim yang bermain ketika itu adalah antara MI Al-Hidayah melawan SDN Simolawang, Surabaya.
BAI merupakan siswa MI Al-Hidayah yang memenangkan pertandingan.
Saat melakukan selebrasi kemenangan, BAZ menarik BAI dan membantingnya.
Keluarga BAI telah melaporkan BAZ ke pihak kepolisian.
Baca juga: Diperiksa Polisi, Ini Pengakuan Pelatih Futsal SD yang Banting Pemain Tim Lawan
Ketua AFI Jatim, Arief Anton Sujarwo menegaskan akan mengambil sejumlah langkah strategis untuk memperkuat pengawasan dan pembinaan terhadap kegiatan futsal di lingkungan sekolah.
Salah satu langkah konkret yang akan dilakukan adalah menjalin komunikasi lebih intensif dengan instansi pendidikan, termasuk sosialisasi ke sekolah-sekolah akan menjadi fokus utama.
“Saya akan beraudiensi dengan dinas pendidikan karena banyak turnamen-turnamen pelajar baik SMA, SMP dan banyak juga SD atau antar tim," ujar pria yang biasa disapa Bogang itu kepada Kompas.com, Rabu (30/4/2025).
Baca juga: Pelatih SD Banting Pemain Bocah Tim Lawan Saat Turnamen Futsal, Unesa Minta Maaf
Sebab ia menyadari bahwa sejumlah sekolah cenderung melepas timnya ke berbagai kejuaraan tanpa pengawalan profesional yang layak.
Situasi ini membuat AFI Jatim merasa perlu terlibat lebih aktif dalam pengawasan dan regulasi penyelenggaraan turnamen.
Terutama yang antar SD yang sangat dia sayangkan itu perhatian dari sekolah.
Banyak siswa yang berminat di futsal tetapi kurang perhatian dari sekolahnya.
"Contoh mereka melepas tim sekolah tersebut ke turnamen-turnamen yang diselenggarakan sekolah lain tanpa ada ya perhatian siapa ini pelatihnya apakah memenuhi persyaratan tidak," tutur pria yang juga menjabat sebagai exco Asprov Jatim.
"Atau eventnya ini memenuhi kriteria yang ditetapkan asosiasi tidak. Jadi seolah-olah ini tanggung jawab kita sebagai asosiasi untuk melakukan pengawasan,” imbuhnya.
Langkah selanjutnya akan dilakukan audiensi dengan dinas pendidikan akan dilakukan dalam waktu dekat.
Meskipun saat ini masih harus menyesuaikan dengan padatnya agenda persiapan pra-Porprov cabang futsal.
“Kita lakukan tahun ini hanya masih terkendala kalender bulan ini masih pra porprov futsal,” kata Arief Anton Sujarwo.
Baca juga: Pelatih Futsal yang Banting Siswa SD Dilarang Mengajar Sementara
Sementara itu terkait sanksi terhadap pelatih yang terlibat dalam insiden tersebut, ia menegaskan bahwa tanggung jawab utamanya ada pada pihak sekolah, penyelenggara, dan keluarga korban.
Hal ini karena turnamen tersebut tidak mengantongi rekomendasi dari AFI dan pelatih yang bersangkutan juga belum memiliki lisensi resmi.
“Karena penyelenggaraan ini tidak meminta rekomendasi kita, dan pelatih tersebut belum berlisensi kita serahkan ke pihak penyelenggara, sekolah dan keluarga korban,” kata Arief Anton.
Baca juga: AFI Jatim Kutuk Insiden Pelatih Futsal Banting Pemain, Sangat Kecewa
Meski begitu, AFI Jatim akan mencatat nama pelatih tersebut sebagai bahan evaluasi jika suatu saat yang bersangkutan berniat mengikuti kursus kepelatihan resmi.
“Pastinya ada catatan tersendiri kepada pelatih tersebut apabila yang bersangkutan akan mengikuti kursus kepelatihan,” pungkasnya.
Langkah-langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa AFI Jatim tidak tinggal diam dan akan terus memperjuangkan ekosistem futsal yang lebih aman, tertib, dan berstandar bagi generasi muda Jawa Timur.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang