Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karma untuk Pelaku Begal Guru Bawa Balita di Bangkalan, Polisi Hadiahkan 'Timah Panas' dalam Penangkapan

Kompas.com, 30 April 2025, 06:52 WIB
Bilal Ramadhan

Editor

BANGKALAN, KOMPAS.com - Peringatan Hari Kartini, 21 April 2025 lalu menjadi momen memprihatinkan bagi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bangkalan.

Salah seorang ibu guru kelas V SDN Lerpak 2 Kecamatan Geger, berinisial MH (34), menjadi korban begal sepeda motor dalam perjalanan pulang dari sekolah saat melintasi jalan Desa/Kecamatan Geger sekitar pukul 11.30 WIB.

Ungkapan prihatin juga terlontar dari Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono. Selain karena menimpa seorang ibu guru SD.

Peristiwa perampasan motor Honda Vario 125 milik korban MH itu dilakukan pelaku begal saat korban sedang membonceng anaknya yang masih kecil.

“Diketahui bahwa pada 21 April di Kecamatan Geger ada pelaku begal yang tega melakukan perampasan kendaraan, tindak pidana pembegalan terhadap korban seorang guru SD yang sedang pulang mengajar membawa anaknya,” tegas Hendro, Selasa (29/4/2024).

Baca juga: Kartini Bangkalan Ditodong dengan Senjata Tajam dan Sepeda Motornya Dirampas, Anaknya Berusia 5 Tahun Menangis

Pernyataan itu disampaikan Hendro beberapa jam setelah personel Resmob Satreskrim Polres Bangkalan membekuk SR (40), warga Desa Kranggan Barat, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Bangkalan, Senin (28/4/2025) malam.

SR seperti mendapat karma atas kenekatannya membegal guru. Dua timah panas bersarang di pergelangan kaki kiri SR, sebagai ‘hadiah’ atas tindakan begal terhadap ibu guru MH.

“Tadi malam, satu pelaku (SR) telah kami tangkap di sebuah rumah kos di Kampung Malang, Kelurahan Wonorejo, Kecamatan Tegalsari, Kota Surabaya. Memang ada ciri-ciri sesuai dengan yang terpampang di CCTV. Termasuk pakaian yang digunakan,” ungkap Hendro.

SR disebut residivis kasus serupa. SR pernah beraksi di sejumlah TKP seperti di Desa Kampak, Kecamatan Geger dengan motor hasil curian Honda Beat.

Selanjutnya Honda Vario dengan TKP Desa Separah, Kecamatan Galis, serta 2 unit sepeda motor di Kabupaten Sumenep, dan satu unit sepeda motor di Kabupaten Gresik.

“Saat kami amankan di rumah kos, SR membawa sajam. Dalam perkara ini ia menjadi eksekutor, tiga orang dalam video itu benar rekannya. Dan tersangka telah mengklarifikasi bahwa dalam video itu memang dia,” terang Hendro.

Baca juga: Polisi Selidiki Video 3 Pria Diduga Pelaku Begal terhadap Guru yang Bawa Balita di Bangkalan

Seperti diketahui, korban MH bersama anaknya yang masih berusia di bawah 5 tahun ditemukan warga di pinggir Jalan Desa/Kecamatan Geger.

Dalam video yang beredar, MH yang mengenakan seragam ASN duduk di tepi jalan sambil memeluk anaknya yang menangis.

MH juga tampak mengabarkan kepada keluarga melalui telepon genggamnya bahwa motornya telah dirampas.

Tidak lama kemudian, beredar pula dua buah video rekaman CCTV.

Satu video menyajikan tiga sosok pria mengendarai satu unit sepeda motor dan satu video lainnya menayangkan seorang pria sedang membeli minuman di sebuah toko.

“Alhamdulillah dari peristiwa tersebut kami mendapatkan banyak petunjuk, salah satunya rekaman CCTV yang viral. Benar pria yang beli minuman adalah SR, sejak 21 April hingga 28 April kemarin kami mendapatkan identitas pelaku,” tegas Hendro.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Karma Untuk Pembegal Guru di Bangkalan, Polisi Hadiahi Tembakan Dalam Penggerebekan di Surabaya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Ditangkap Polisi, 2 Pelaku Pungli Bus Pariwisata di Banyuwangi Minta Maaf
Surabaya
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Polisi Ciduk 2 Penyandera Bus Wisata di Banyuwangi, Pengakuan Pelaku: Beli Sembako untuk Warga
Surabaya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau