Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Jadi Dukun Bisa Pindahkan Janin, Wanita Ini "Kerjai" Korban di Magetan hingga Rp 1 Miliar

Kompas.com, 29 April 2025, 05:48 WIB
Bilal Ramadhan

Editor

MAGETAN, KOMPAS.com - Perbuatan NYW (28), wanita asal Karanganyar, Jawa Tengah, ini mencoreng profesi dukun asli.

Mengaku dukun yang bisa memindahkan janin, NYW mengerjai warga Magetan sehingga korban mengalami kerugian lebih dari Rp 1 miliar .

Penipuan bermodus perdukunan itu didasari niat NYW mencari kekayaan dengan cara instan.

NYW diamankan pihak kepolisian, lantaran melakukan penipuan terhadap perempuan inisial S (46), warga Desa Rejomulyo, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan.

Baca juga: Korban Anak yang Diperkosa Dukun Desa di Mojokerto, Bertambah 2 Orang

Kasatreskrim Polres Magetan AKP Joko Santoso mengatakan, modus pelaku adalah mengaku sebagai dukun sakti yang bisa memindahkan janin bayi dari kandungan orang lain.

Modus tersebut berhasil memperdaya korban, yang merupakan pekerja wiraswasta.

Pelaku mematok tarif Rp 540 juta untuk melakukan ritual pemindahan janin. Namun, ternyata tidak terbukti.

“Korban menuntut uang kembali karena apa yang dijanjikan tidak bisa dibuktikan. Namun, tersangka kembali meminta uang Rp 535 juta untuk ritual pengembalian uang,” ujar Joko, Senin (28/4/2025).

Baca juga: Korban Pemerkosaan Dukun Desa di Mojokerto Tak Mau Sekolah Takut Dirundung Teman-Temannya

Ia menambahkan, total kerugian korban mencapai lebih dari Rp 1 miliar.

Motif tersangka berbuat penipuan adalah faktor ekonomi.

“Uang hasil penipuan digunakan untuk membayar utang, membeli barang-barang mewah, tas, mobil hingga membayar biaya kuliah,” imbuhnya.

Terkait status hubungan, pelaku dan korban diketahui merupakan teman kuliah satu perguruan tinggi, dengan tahun angkatan berbeda.

"Korban percaya kepada pelaku karena sudah kenal lama. Makanya ketika dimintai sejumlah uang awalnya nurut saja," ungkapnya.

Baca juga: Kasus Dukun Perkosa Anak SD, Psikolog Masih Heran: Kok Bisa Orangtua Izinkan Lelaki Dewasa Masuki Kamar Anak Perempuan

Akan tetapi, karena tidak terbukti, korban baru sadar telah ditipu hingga akhirnya melaporkan ke polisi pada Maret 2025.

Tersangka diamankan di wilayah Surakarta tanpa perlawanan. Barang bukti yang diamankan yaitu rekening koran, satu unit mobil dan motor hasil kejahatan, serta uang tunai Rp 6,5 juta.

"Kami mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya pada praktik dukun, yang menjanjikan hal hal di luar nalar, apalagi jika meminta uang dalam jumlah besar," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Mengaku Bisa Pindahkan Janin, Wanita Karanganyar Perdaya Warga Magetan Sampai Rp 1 Miliar.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau