Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Anak yang Diperkosa Dukun Desa di Mojokerto, Bertambah 2 Orang

Kompas.com, 25 April 2025, 18:06 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Bilal Ramadhan

Tim Redaksi

MOJOKERTO, KOMPAS.com - Kasus seorang dukun desa yang diduga memperkosa siswi kelas 6 SD di Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, terus menggelinding.

Perkembangan terbaru, ada dua korban lain yang melapor ke polisi turut menjadi korban dari ulah sang dukun desa.

KBO Satreskrim Polres Mojokerto Kota, Iptu Yuda Yulianto mengungkapkan, di tengah proses penyidikan, ada tambahan dua korban yang melapor ke kepolisian.

Dengan demikian, lanjutnya, sejauh ini ada tiga korban pemerkosaan yang dilakukan oleh pria berinisial EY, asal Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.

Kedua korban yang baru melapor, kata Yuda, merupakan korban yang saat ini sudah berusia dewasa.

Keduanya menjadi korban pencabulan oleh pelaku beberapa tahun lalu, saat keduanya masih di bawah umur.

“Ada (tambahan) laporan dua, saat ini masih kita dalami. Untuk (korban) yang dua ini kejadian sudah lama, mereka sekarang sudah dewasa,” kata Yuda, Jumat (25/4/2025).

Baca juga: Kasus Dukun Perkosa Anak SD, Psikolog Masih Heran: Kok Bisa Orangtua Izinkan Lelaki Dewasa Masuki Kamar Anak Perempuan

Ia menjelaskan, pihaknya saat ini fokus untuk segera menuntaskan kasus dugaan pencabulan dan pemerkosaan terhadap anak tersebut.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dari keterangan korban yang pertama kali melapor, pelaku mencabuli korban sebanyak 10 kali.

Dari hasil pemeriksaan saksi korban maupun pelaku, penyidik menyimpulkan jika pelaku melakukan perbuatan asusila terhadap korban yang merupakan anak di bawah umur.

“Pelaku awalnya tidak mengakui. Tetapi setelah kita konfrontir dengan korban, pelaku akhirnya mengakui,” ujar Yuda.

Baca juga: Korban Pemerkosaan Dukun Desa di Mojokerto Tak Mau Sekolah Takut Dirundung Teman-Temannya

Dikatakan Yuda, pelaku berhasil mencabuli korban dengan dalih mengajak korban untuk melakukan ritual doa.

Sebelumnya diberitakan, Kepolisian Resor (Polres) Mojokerto Kota, Jawa Timur, menangkap seorang dukun yang diduga memperkosa siswi kelas 6 SD di Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.

Baca juga: Bocah Kelas 6 SD di Mojokerto Jadi Korban Pemerkosaan Dukun Desa, Polisi Curiga Ada Korban Lain

Kasi Humas Polres Mojokerto Kota, Ipda Slamet mengungkapkan, pelaku berinisial EY tersebut ditangkap petugas pada Rabu (16/4/2025) malam.

Penangkapan dukun desa asal Kecamatan Kemlagi tersebut, jelas dia, berawal dari laporan keluarga korban ke Polres Mojokerto Kota, Rabu (16/4/2025) siang.

Slamet menuturkan, berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku melakukan aksi bejatnya dengan modus mengajak korban untuk melakukan ritual doa.

Pelaku mengajak korban ke kamar dengan dalih melakukan ritual untuk mendoakan nenek korban, yang sudah meninggal dunia.

Namun, kata Slamet, ritual doa hanya dalih pelaku untuk memperdayai korban yang masih berusia 13 tahun tersebut.

“Modusnya, korban diajak berdoa di kamar. Namun kemudian korban diperkosa,” ujar Slamet, saat dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (24/4/2025).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau