Sejak saat itu, URA semakin dikenal lewat busana berbasis jeans yang feminin namun tetap minimalis.
"Jeans itu universal. Bisa formal atau non-formal. Aku memang agak tomboi, jadi lebih suka bikin atasan dan celana dibanding dress. Tapi tetap aku beri detail bunga, kain floral, atau potongan yang lebih fit supaya tetap terlihat feminin," tutur perempuan berusia 24 tahun itu.
Pilihan warna-warna seperti biru, hitam, dan terakota mencerminkan karakternya yang tegas, sederhana, tapi penuh nuansa.
Aura pun tak ragu menyisipkan sisi personalnya ke dalam setiap desain.
"Aku suka pakai jeans, outer, kemeja. Desainku banyak mengangkat itu, ditambah manipulating fabric, bunga, dan detail lain supaya beda," imbuhnya.
Meskipun hidup di era modern, Aura tetap menghadirkan sentuhan feminin dalam karyanya.
Ia bermain dengan bentuk, tekstur, dan ornamen bunga, menciptakan harmoni antara sisi maskulin dan kelembutan yang elegan.
"Biasanya karena pembawaan juga. Aku lebih ke minimalis tapi elegan. Aku suka tampil tomboi, tapi lewat aksen bunga atau detail tertentu bisa tetap menunjukkan sisi feminin," ujar Aura.
Baca juga: Kisah Mbah Katipah, Kartini Masa Kini yang Merawat Tradisi dan Generasi Baru di Demak
Kini, semangat Kartini tidak ia maknai sebagai cerita masa lalu, melainkan sebagai energi yang relevan hingga hari ini.
Ia melihat perjuangan perempuan sebagai perjalanan untuk menemukan jati diri dan menjadi pribadi yang berdampak.
"Semangat banget. Era Kartini itu tentang menunjukkan jati diri. Perempuan bisa berkarya, bisa produktif, dan bisa menginspirasi," imbuhnya.
Menjelang peringatan Hari Kartini, Aura menerima pesanan kebaya modern dengan gaya khasnya: simpel, elegan, dan tetap fleksibel untuk dipadukan dengan jeans maupun tampilan kasual lainnya.
Dalam perjalanan karirnya sebagai desainer muda, Aura menyadari pentingnya menjaga orisinalitas di tengah derasnya arus tren.
Ia terus melakukan riset tren dan mencoba aktif di media sosial, meskipun mengaku tantangan multitasking cukup berat.
Baca juga: Kisah Bidan Ina, Kartini yang Berjuang di Garis Depan Bencana
"Sekarang lagi mencoba lebih aktif di sosial media, tapi multitasking ternyata susah juga," kata perempuan asal Surabaya itu.
Terbaru, ia merilis koleksi bertajuk "Nova", yang berarti evolusi.
Koleksi ini memadukan denim dengan batik khas Jawa Timur, menghadirkan siluet kontemporer yang unisex dan sarat makna.
"Untuk cewek cowok. Karena jeans itu bahan yang global. Bisa untuk siapa saja. Kombinasi warna navy, terakota, dan cream juga aku pakai untuk melambangkan ketegasan, kehangatan, dan kelembutan," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang