MALANG, KOMPAS.com - Seorang perempuan berinisial QAR (31) mengaku menjadi korban pencabulan oleh oknum dokter di salah satu rumah sakit swasta di Kota Malang, Jawa Timur.
Hal itu diungkapkannya melalui beberapa posting-an di media sosial Instagram-nya pada Selasa (15/4/2025).
Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, QAR mengatakan, peristiwa yang dialaminya terjadi pada September 2022.
Perempuan asal Bandung, Jawa Barat itu menyampaikan bahwa pada saat itu dia sedang berlibur ke Malang.
Namun, saat itu dia sakit, sehingga pada 26 September 2022 sekitar pukul 01.00 WIB dia berobat ke Rumah Sakit (RS) Persada Hospital yang berada di Kecamatan Blimbing.
"Saya masuk lewat instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit tersebut. Lalu, di situ saya ketemu dengan dokter berinisial AY dan diperiksa, terus sempat diinfus," kata QAR, Rabu (16/4/2025).
Baca juga: Cerita Korban Pencabulan Dokter di Malang, dari Kronologi sampai Diduga Direkam
Pencabulan tersebut, menurut dia, dilakukan sang dokter saat melakukan pemeriksaan di kamar pasien.
Sebelum tindakan tak terpuji itu, dokter AY mengirimi pesan singkat kepada korban. QAR pun merasa curiga.
"Melalui chat-nya, orangnya tanya kabar saya, lalu tanya sudah tidur kah, sambil juga menawarkan kopi. Tetapi chat itu tidak saya balas, karena saya merasa dokter kok seperti ini," katanya.
Dokter itu mendapat nomor QAR setelah ia meninggalkan kontak di meja perawat karena disampaikan bahwa hasil rotgen yang dijalaninya akan diinformasikan melalui WhatsApp.
Awalnya, saat pemeriksaan di IGD, pasien QAR didiagnosis mengalami sinusitis dan vertigo berat serta harus rontgen.
Hasil rontgen tersebut tidak langsung keluar dan pasien harus menunggu.
Selanjutnya, ia diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.
Namun, ternyata kondisi QAR tak membaik. Pada hari yang sama, tepatnya pada malam hari, dia kembali lagi ke rumah sakit tersebut.
Dia pada saat itu diobservasi dan kemudian dipindahkan ke ruangan kamar VIP.
Kemudian, keesokan harinya, atau pada 27 September 2022, hasil rontgen-nya keluar dan disampaikan langsung oleh dokter AY lewat WhatsApp.
QAR mencoba berpikir positif meski bukanlah nomor pihak admin rumah sakit yang memberitahunya.
Namun, QAR mulai menaruh rasa curiga saat terduga dokter AY justru semakin intens melakukan chat yang mengarah ke hal-hal pribadi.
Baca juga: Dokter di Malang Cabuli Pasien, RS Persada Hospital Berhentikan Sementara
Ketika menjalani rawat inap, tiba-tiba QAR didatangi dokter AY yang melakukan kunjungan ke kamar dengan membawa stetoskop.
Padahal, saat itu QAR sedang dijenguk oleh temannya, sehingga kemudian temannya itu berpamitan pulang.
Saat itulah, kata dia, dokter AY menutup semua gorden kamar inap lalu menyuruh QAR membuka baju.
"Alasannya mau diperiksa, saya sudah merasa tidak nyaman. Setelah itu, orangnya menyuruh saya buka. Dari situ saya mulai berpikir, kok jadi seperti ini dan hal itu membuat saya bingung sekaligus ketakutan. Saya tetap turuti," katanya.
Selanjutnya, terduga dokter AY melakukan pemeriksaan dengan cara menempelkan stetoskop dan melakukan aksi tak terpuji itu.
Tidak lama kemudian, terduga pelaku mengeluarkan ponsel yang diduga digunakan untuk merekam gambar.
Setelah kejadian tersebut, keesokan harinya, QAR diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik.
"Tangan satunya memegang HP, tetapi posisi HP-nya itu mengarah ke saya. Langsung saya tarik baju, dan saya bilang ke orangnya kalau mau tidur, istirahat," katanya.
Baca juga: Dokter di RS Persada Malang Diduga Lecehkan Pasien Perempuan
Sementara itu, pihak Rumah Sakit (RS) Persada Hospital di Kota Malang, Jawa Timur menonaktifkan sementara waktu oknum dokter berinisial AY yang diduga melakukan pencabulan terhadap pasiennya.
Pihak RS juga tengah mendalami kebenaran informasi yang telah beredar di media sosial dengan saat ini masih terus mengkonfirmasi AY.
Meski begitu, pihak RS membenarkan bahwa terduga oknum dokter yang dimaksud berdasarkan informasi yang viral tersebut benar dari RS Persada Hospital di Kota Malang.
"Terkait pemberitaan yang beredar, kami mengkonfirmasi bahwa yang bersangkutan (AY) adalah dokter di Persada Hospital. Saat ini, yang bersangkutan telah dinonaktifkan sementara sambil menunggu proses investigasi internal yang sedang berjalan," kata Supervisor Humas Persada Hospital, Sylvia Kitty Simanungkalit, Rabu (16/4/2025).
Pihak RS telah membentuk tim investigasi internal untuk menelusuri kasus tersebut secara menyeluruh.
Selain itu, pihaknya menolak tegas segala bentuk pelanggaran etik yang ada.
"Apabila terbukti bersalah, kami akan menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang