“Syarat di kami simpel, bisa dengan KTP atau SIM. Kalau untuk perjalanan jauh, ada opsi lain seperti ijazah atau STNK, tapi tetap dengan pertimbangan ketat,” katanya.
Baca juga: Sewa iPhone di Magelang Meningkat Jelang Lebaran, Naik 3 Kali Lipat
Bisnis persewaan barang berharga seperti iPhone tidak lepas dari risiko kehilangan. Untuk itu, Hediane dan timnya menerapkan berbagai langkah pencegahan, salah satunya melalui proses validasi data yang lebih mendalam.
“Customer yang sudah mengisi data belum tentu bisa sewa. Kami pertimbangkan dulu, lihat akun Instagramnya, periksa username WhatsApp-nya, bahkan dari tahun berapa WhatsApp-nya terdaftar. Kalau baru dibuat mendekati 2025, kami cari tahu lebih lanjut melalui GetContact,” tuturnya.
Meski banyak yang mengira rental iPhone sekadar untuk memenuhi gaya hidup, kenyataannya sebagian besar penyewa memanfaatkan layanan ini untuk keperluan produktif.
“Ternyata nggak semua yang sewa itu buat gaya hidup. Banyak yang butuh untuk foto katalog bisnis, belajar fotografi, atau tugas kuliah. Bahkan ada yang patungan karena belum punya KTP tapi butuh buat bikin video tugas,” ujar Hediane.
Baca juga: Tren Sewa iPhone di Cianjur Naik Jelang Lebaran, Berapa Harga Sewanya?
Tak hanya individu, banyak perusahaan juga memanfaatkan layanan ini untuk live streaming atau operasional kantor baru.
Sejak memulai usahanya pada 2016 dengan menyewakan kamera DSLR, mirrorless, dan action cam, Hediane kini melihat peluang besar di persewaan iPhone.
Bisnis ini bukan sekadar memenuhi tren, tapi juga menjadi solusi bagi mereka yang membutuhkan perangkat berkualitas tanpa harus membeli dengan harga mahal.
“Yang penting amanah. Barang kembali dengan selamat, customer puas, bisnis pun berjalan lancar,” pungkas perempuan asal Surabaya itu.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang