BOJONEGORO, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, meminta bantuan Pertamina EP Sukowati Field dalam penanganan semburan gas dari sumur bor di Kecamatan Sukosewu.
Semburan gas dari sumur bor di halaman Masjid Baiturrahman, Dusun Sidomulyo, Desa Klepek, Kecamatan Sukosewu, yang sempat memakan korban tersebut akhirnya ditangani petugas Pertamina EP Sukowati Field.
Manager Commrel & CID Pertamina Regional Indonesia Timur, Rahmat Drajat, mengatakan bahwa secara wilayah, lokasi semburan gas dari sumur bor milik warga tersebut bukan merupakan area aktivitas Pertamina EP Sukowati Field.
Baca juga: Sumur Bor di Bojonegoro Keluarkan Gas, Semburkan Api Setinggi 6 Meter
Namun, pihaknya yang memiliki keahlian dalam penanganan gas dan minyak bumi dimintai bantuan oleh BPBD Bojonegoro untuk membantu terkait semburan gas tersebut.
"Untuk penanganannya, kemarin kami lakukan flaring terhadap gas yang keluar dari sumur bor itu," kata Rahmat Drajat kepada Kompas.com, Selasa (25/3/2025).
Baca juga: Dua Keluarga Ketua DPRD Bojonegoro Jadi Korban Meninggal Kecelakaan Bus Umrah di Mekkah
Menurutnya, flaring atau pembakaran gas tersebut bertujuan agar gas yang keluar tidak terakumulasi dan terkonsentrasi pada satu tempat wilayah permukiman warga.
Apalagi saat ini musim hujan, biasanya gas cenderung bergerak di bawah sehingga risiko berbahaya, termasuk kebakaran dan kesehatan warga.
"Gas yang keluar kan tidak terlihat ya, makanya dilakukan flaring itu untuk meminimalisasi risiko," ujarnya.
Sebelum dilakukan flaring, petugas terlebih dahulu mengalirkan semburan gas dari sumur bor menggunakan pipa ke area persawahan sejauh 100 meter dari permukiman warga.
Pihaknya juga menyarankan BPBD Bojonegoro untuk memperluas garis pembatasan wilayah semburan gas guna meminimalisasi risiko dan dampak terhadap lingkungan sekitar.
"Pemasangan garis pembatas itu agar warga dan hewan tidak mendekat ke area semburan gas tersebut," tuturnya.
Adapun terkait durasi flaring akan padam dalam penanganan semburan gas tersebut, pihaknya juga belum bisa memastikannya.
Sebab, perlu ada studi atau penelitian lebih lanjut untuk memetakan besaran kandungan gas yang ada di dalam sumur bor warga tersebut.
"Kapan habisnya itu belum bisa dipastikan, bergantung pada kandungan gas di dalam sumur bor itu. Kemarin diperkirakan flaring akan padam dalam waktu seminggu," ujarnya.
Sementara hasil monitoring Pertamina EP Sukowati Field dan BPBD Bojonegoro terkait semburan gas dari sumur bor masih tergolong aman dengan kandungan H2S 0 ppm dan LEL 0 ppm.