KOMPAS.com - Menjelang bulan suci Ramadhan, tradisi nyekar atau berziarah ke makam keluarga dan leluhur semakin marak di Indonesia.
Kegiatan ini melibatkan doa bersama dan penaburan bunga sebagai bentuk penghormatan serta pengingat akan kehidupan setelah kematian.
Di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Ngangel, Surabaya, suasana haru terlihat jelas ketika para peziarah mulai memadati makam seluas lima hektar tersebut.
Baca juga: Berkah Nyekar Jelang Ramadhan, Pedagang Bunga Raup Cuan Ratusan Ribu Sehari
Dalam beberapa hari terakhir, banyak warga, termasuk dari luar kota, datang berziarah dan mendoakan keluarga yang telah meninggal dunia.
Kepala UPTD TPU Ngangel, Rudi Hartono, mengungkapkan bahwa sejak seminggu terakhir, jumlah peziarah yang datang dari luar kota meningkat.
"Puncak nyekar terjadi hari ini, sehari sebelum Ramadhan sehingga jumlah peziarah semakin banyak," kata Rudi kepada Kompas.com, Jumat (28/2/2024).
Ia menambahkan bahwa menjelang Ramadhan, ratusan peziarah mengunjungi makam setiap hari, bahkan hingga waktu maghrib.
"Hari ini mayoritas peziarah berasal dari Surabaya dan sekitarnya, sementara pada minggu lalu lebih banyak dari luar kota."
"Menjelang Ramadhan, peziarah bisa mencapai ratusan orang setiap harinya karena ini merupakan momen yang hanya terjadi sekali dalam setahun," imbuhnya.
Baca juga: Nyekar Sebelum Ramadhan di Samarinda, Ratusan Warga Padati Makam
Selain berziarah, banyak keluarga juga memanfaatkan kesempatan ini untuk membersihkan atau memperbaiki makam.
TPU Ngangel memiliki 53.571 makam. Sebagian besar telah ditumpang karena keterbatasan lahan.
"Mayoritas makam di sini sudah ditumpang, sehingga dalam satu makam bisa terdapat hingga lima atau enam jenazah dari keluarga yang sama," tambah Rudi.
Fenomena serupa juga terjadi di Kota Malang, di mana masyarakat berbondong-bondong melakukan nyekar menjelang Ramadhan.
Bu Ifa, warga Pandean Malang, mengungkapkan bahwa keluarganya selalu menyempatkan diri berziarah sebelum bulan puasa setiap tahunnya sejak mertuanya meninggal.
"Kami berusaha untuk nyekar sebelum Ramadhan. Keluarga kami cukup banyak, jadi siapa pun yang sempat akan datang."