LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi, Kamis (20/2/2025).
Berdasarkan laporan Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, sejak pukul 00.00 WIB, Gunung Semeru mengalami lima kali erupsi.
Sebanyak empat kali erupsi terpantau jelas secara visual, sedangkan satu erupsi lainnya tidak dapat teramati karena gunung tertutup kabut.
Erupsi pertama yang bisa teramati terjadi pada pukul 05.44 WIB. Kolom abu dengan intensitas tebal teramati membubung setinggi 1.000 meter di atas puncak dan mengarah ke tenggara dan selatan.
Baca juga: Gunung Semeru Erupsi 5 Kali, Semburkan Kolom Abu 900 Meter
Berikutnya, erupsi kembali terjadi pada pukul 06.26 WIB. Kolom abu teramati membubung setinggi 800 meter dengan intensitas tebal mengarah ke tenggara dan timur.
Disusul, erupsi berupa letusan asap tebal setinggi 1.000 meter lagi yang mengarah ke timur dan tengara pada pukul 07.13 WIB.
Terbaru, pada pukul 10.32 WIB, Gunung Semeru kembali erupsi dengan kolom abu setinggi 800 meter mengarah ke timur dan tenggara.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Kamis, 20 Februari 2025, pukul 07.13 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 1.000 meter di atas puncak."
Demikian bunyi keterangan tertulis petugas PPGA Semeru, Sigit Rian Alfian, Kamis pagi.
Sebelumnya, dalam 24 jam terakhir atau pada Rabu (19/2/2025) sejak pukul 00.00 WIB, PPGA Semeru mencatat terjadi erupsi berupa letusan sebanyak 51 kali.
Baca juga: Semeru Meletus 3 Kali dan Semburkan Kolom Abu Setinggi 700 Meter
Namun, beberapa erupsi yang terjadi tidak dapat teramati secara visual karena Gunung Semeru tertutup kabut.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono mengatakan, saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Terlebih, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang berisiko menimbulkan banjir lahar.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," imbau dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang