Ia juga menyoroti banyaknya pengendara sepeda motor yang mengalami kecelakaan akibat jalan yang berlubang.
Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas PUPR Kabupaten Blitar, Hamdan Zulfikri Kurniawan, mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya belum dapat menganggarkan perbaikan ruas jalan di Dusun Jajagan tersebut.
Ia menekankan bahwa komitmen PT RMI untuk menyediakan material perbaikan seharusnya menjadi solusi sementara.
Baca juga: Kebakaran Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar, Petugas Pastikan Tak Ada Korban Jiwa
PT RMI, yang dikendalikan oleh produsen gula terbesar Asia, Mitr Phol Group, diresmikan pada akhir periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo sebagai bagian dari investasi prioritas untuk mendirikan 10 pabrik gula.
Pabrik ini mulai beroperasi pada tahun 2019 di Desa Rejoso, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar.
Jalan sepanjang sekitar 8 kilometer yang menghubungkan jalan nasional ke pabrik gula PT RMI memiliki status jalan golongan III.
Namun, truk-truk besar yang mengangkut gula dan batu bara tetap melintasi jalur tersebut, menyebabkan kerusakan yang berulang.
Warga beberapa desa yang dilalui jalur tersebut telah melakukan aksi protes, termasuk penanaman pohon pisang di lubang-lubang jalan yang rusak pada Minggu (26/1/2025) malam.
Baca juga: Wamentan: Dibutuhkan 20 Pabrik Gula Baru
Pada tahun 2023, pemerintah pusat melalui Inpres Jalan Daerah (IJD) mengalokasikan dana sekitar Rp 58 miliar untuk membangun jalan beton di jalur tersebut, meskipun realisasinya baru mencakup kurang dari separuh panjang jalur utama menuju PT RMI.
Akhir 2024, anggaran IJD kembali dikucurkan untuk melanjutkan pembetonan jalur tersebut, namun hanya terealisasi 1,6 kilometer, menyisakan 3 kilometer ruas jalan yang belum dibeton, termasuk ruas jalan di Dusun Jajagan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang