Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Desa di Blitar Tolak Truk Besar Melintas di Jalur Menuju Pabrik Gula RMI

Kompas.com, 13 Februari 2025, 05:10 WIB
Asip Agus Hasani,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Warga Dusun Jajagan, Desa Jugo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, menegaskan penolakan truk besar melintasi ruas jalan di dusun mereka.

Jalan tersebut merupakan jalur penghubung antara jalan nasional dan pabrik gula milik PT Rejoso Manis Indo (RMI).

Penolakan tersebut disampaikan dalam pertemuan antara warga, camat Kesamben, perwakilan PT RMI, Dinas Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (PUPR), serta kepala desa Jugo, yang berlangsung di kediaman kepala dusun Jajagan pada Rabu (12/2/2025) malam.

Baca juga: Protes Jalan Rusak, Warga Tanami Pohon di Jalan Menuju Pabrik Gula RMI, Blitar

“Pokoknya kalau jalan belum diperkuat dengan jalan beton, truk besar tidak boleh lewat,” tegas seorang warga yang langsung disambut pekikan "setuju" dari puluhan warga lainnya.

Meskipun Camat Kesamben, Heri Widyatmoko, telah menegaskan komitmen PT RMI menyediakan material perbaikan jalan yang berlubang, warga tetap pada pendiriannya.

“Menurut saya ini jalan tengah. PT RMI sudah berjanji menyediakan materialnya. Jika terjadi jalan berlubang, segera laporkan ke PUPR dan nanti akan langsung ditambal,” ujar Heri.

Heri menambahkan, “Kami harapkan begitu perbaikan jalan dilakukan, truk-truk besar yang mau masuk ke pabrik RMI boleh lewat.”

Namun, pernyataan tersebut kembali disambut dengan penolakan dari warga.

Warga Dusun Jajagan, Desa Juga, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, memasang banner di beberapa titik berisi penolakan truk besar melintas di dusun mereka, Rabu (12/2/2025).KOMPAS.COM/ASIP HASANI Warga Dusun Jajagan, Desa Juga, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar, memasang banner di beberapa titik berisi penolakan truk besar melintas di dusun mereka, Rabu (12/2/2025).

Heri juga mengingatkan bahwa pabrik gula PT RMI telah ditetapkan pemerintah pusat sebagai obyek vital nasional karena memproduksi gula, salah satu kebutuhan pokok masyarakat.

Ia mencatat bahwa penolakan warga telah menyebabkan pabrik gula tersebut berhenti beroperasi selama hampir satu pekan.

Namun, hingga akhir pertemuan, warga tetap menolak truk besar dengan beban puluhan ton melewati jalan golongan III yang ada di dusun mereka.

Mereka menyatakan bahwa truk besar hanya akan diperbolehkan lewat jika satu ruas jalan di dusun telah diperkuat dengan konstruksi beton.

Baca juga: Pabrik Gula Merah di Kediri Terbakar, Kerugian Rp 200 Juta

“Kalau hanya ditambal, pasti hanya sehari dua hari jalan akan rusak lagi begitu truk besar yang mengangkut batu bara dan gula lewat,” ujar Wawan, tokoh pemuda Dusun Jajagan.

Ubaidilah alias Kaji Obet, salah satu tokoh warga, menambahkan bahwa sikap warga yang ngotot menolak truk besar melintas disebabkan oleh kekecewaan atas janji-janji penguatan jalan yang belum terealisasi.

“Jalan kelas III dilewati truk besar dengan beban mungkin sampai 40 ton atau lebih, ya pasti hancur. Apa ini tidak melanggar aturan?” kata Obet.

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau