Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta di Balik Meninggalnya Emilia Contessa

Kompas.com, 28 Januari 2025, 08:47 WIB
Fitri Anggiawati,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Penyanyi senior Indonesia, Emilia Contessa, yang dikenal dengan julukan "Macan Asia", meninggal dunia pada Senin, 27 Januari 2025, di RSUD Blambangan, Banyuwangi, pukul 18.00 WIB.

Sebelumnya, mendiang telah dirujuk ke rumah sakit setelah mengeluhkan sakit di bagian dada dan perut.

Ada 7 fakta seputar meninggalnya ibunda artis Indonesia, Denada, ini:

1. Serangan jantung akut

Koordinator pelayanan medis RSUD Blambangan, dr Ayyub Erdianto, mengonfirmasi berita duka ini.

Ia menjelaskan bahwa Emilia tiba-tiba mengalami sesak berat pada pukul 17.00 WIB dan langsung mendapatkan pemeriksaan dari dokter spesialis jantung.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Emilia mengalami gagal jantung akut. “Pukul 5 sore tiba-tiba beliau mendadak sesak berat,” kata Ayyub.

Baca juga: Emilia Contessa Wafat, Keluarga Ungkap Perjuangannya Menjaga Pola Hidup Sehat

2. Meninggal pukul 18.00 WIB

Setelah dinyatakan mengalami gagal jantung akut, Emilia mendapatkan penanganan dan obat-obatan.

Pihak rumah sakit berencana memindahkan Emilia dari ruang rawat inap menuju ICCU.

Namun, dalam perjalanan, kondisi Emilia memburuk, sehingga diberikan tindakan kedaruratan.

“Dalam perjalanan ke ICCU terjadi kondisi emergency, kondisi beliau memberat dan dilakukan resusitasi atau penanganan kegawatdaruratan,” ungkap Ayyub.

Sayangnya, meskipun telah dilakukan berbagai upaya penyelamatan, nyawa Emilia tidak dapat diselamatkan.

3. Mengeluh sakit dada

Sebelum dirujuk ke rumah sakit, Emilia mengeluhkan sakit di bagian dada dan perut pada Minggu, 26 Januari 2025.

“Hari ini tadi jam 7 pagi dirujuk ke RSUD Blambangan. Keluh kesah terasa sakit kemarin malam tapi baru masuk tadi pagi,” ujar adik Emilia, Dino Rosano Hansa.

Baca juga: Emilia Contessa Komplikasi Diabetes, Keluarga Ungkap Hasil Pemeriksaan Kadar Gula Darah

4. Diabetes

Keluarga juga mengungkapkan bahwa Emilia memiliki riwayat penyakit diabetes.

Dalam beberapa waktu terakhir, kadar gula darahnya terus meningkat.

“Ada diabetes. Dari hasil pemeriksaan gula naik terus dari 400 ke 450 ke 525 hingga kolaps. Normalnya 100 sampai 120,” ungkap Dino.

5. Dimakamkan di area kantor Pemda Banyuwangi

Rencananya, mendiang Emilia Contessa akan dimakamkan di area pemakaman selatan Kantor Pemda Banyuwangi, Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Banyuwangi.

Sebelum dimakamkan, jenazah Emilia akan dishalatkan di Masjid Al Jadi, Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi.

6. Anak-anak akan terbang ke Banyuwangi

Anak-anak Emilia, termasuk Denada, dijadwalkan tiba di Banyuwangi pada Selasa, 28 Januari 2025.

Sementara itu, Enrico Tambunan, anak Emilia yang kini tinggal di Australia, juga direncanakan terbang ke Banyuwangi, meskipun jadwal kedatangannya belum diketahui pasti.

7. Terapkan gaya hidup sehat

Selama hidupnya, Emilia selalu berupaya menerapkan gaya hidup sehat dengan memperhatikan pola makan.

“Makanan diukur, asal gizi cukup. Manis sangat dikurangi,” ujar Dino.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau