Salin Artikel

7 Fakta di Balik Meninggalnya Emilia Contessa

Sebelumnya, mendiang telah dirujuk ke rumah sakit setelah mengeluhkan sakit di bagian dada dan perut.

Ada 7 fakta seputar meninggalnya ibunda artis Indonesia, Denada, ini:

1. Serangan jantung akut

Koordinator pelayanan medis RSUD Blambangan, dr Ayyub Erdianto, mengonfirmasi berita duka ini.

Ia menjelaskan bahwa Emilia tiba-tiba mengalami sesak berat pada pukul 17.00 WIB dan langsung mendapatkan pemeriksaan dari dokter spesialis jantung.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa Emilia mengalami gagal jantung akut. “Pukul 5 sore tiba-tiba beliau mendadak sesak berat,” kata Ayyub.

2. Meninggal pukul 18.00 WIB

Setelah dinyatakan mengalami gagal jantung akut, Emilia mendapatkan penanganan dan obat-obatan.

Pihak rumah sakit berencana memindahkan Emilia dari ruang rawat inap menuju ICCU.

Namun, dalam perjalanan, kondisi Emilia memburuk, sehingga diberikan tindakan kedaruratan.

“Dalam perjalanan ke ICCU terjadi kondisi emergency, kondisi beliau memberat dan dilakukan resusitasi atau penanganan kegawatdaruratan,” ungkap Ayyub.

Sayangnya, meskipun telah dilakukan berbagai upaya penyelamatan, nyawa Emilia tidak dapat diselamatkan.

3. Mengeluh sakit dada

Sebelum dirujuk ke rumah sakit, Emilia mengeluhkan sakit di bagian dada dan perut pada Minggu, 26 Januari 2025.

“Hari ini tadi jam 7 pagi dirujuk ke RSUD Blambangan. Keluh kesah terasa sakit kemarin malam tapi baru masuk tadi pagi,” ujar adik Emilia, Dino Rosano Hansa.

4. Diabetes

Keluarga juga mengungkapkan bahwa Emilia memiliki riwayat penyakit diabetes.

Dalam beberapa waktu terakhir, kadar gula darahnya terus meningkat.

“Ada diabetes. Dari hasil pemeriksaan gula naik terus dari 400 ke 450 ke 525 hingga kolaps. Normalnya 100 sampai 120,” ungkap Dino.

5. Dimakamkan di area kantor Pemda Banyuwangi

Rencananya, mendiang Emilia Contessa akan dimakamkan di area pemakaman selatan Kantor Pemda Banyuwangi, Kelurahan Taman Baru, Kecamatan Banyuwangi.

Sebelum dimakamkan, jenazah Emilia akan dishalatkan di Masjid Al Jadi, Kelurahan Lateng, Kecamatan Banyuwangi.

6. Anak-anak akan terbang ke Banyuwangi

Anak-anak Emilia, termasuk Denada, dijadwalkan tiba di Banyuwangi pada Selasa, 28 Januari 2025.

Sementara itu, Enrico Tambunan, anak Emilia yang kini tinggal di Australia, juga direncanakan terbang ke Banyuwangi, meskipun jadwal kedatangannya belum diketahui pasti.

7. Terapkan gaya hidup sehat

Selama hidupnya, Emilia selalu berupaya menerapkan gaya hidup sehat dengan memperhatikan pola makan.

“Makanan diukur, asal gizi cukup. Manis sangat dikurangi,” ujar Dino.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/01/28/084714978/7-fakta-di-balik-meninggalnya-emilia-contessa

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com