LUMAJANG, KOMPAS.com - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi, Sabtu (25/1/2025).
Berdasarkan laporan Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur, sejak pukul 00.00 WIB, Gunung Semeru mengalami tujuh kali erupsi.
Sebanyak lima erupsi dinantaranya bisa diamati secara visual. Namun, dua lainnya letusan tidak bisa terlihat karena Gunung Semeru tertutup kabut.
Erupsi pertama yang dapat diamati terjadi pukul 01.13 WIB. Erupsi terekam seismograf dengan amplitudo 22 milimeter dan berdurasi 112 detik.
Baca juga: Saat Warga Saling Berpegangan agar Selamat Seberangi Banjir Lahar Semeru
Erupsi teramati mengeluarkan letusan abu berwarna kelabu tebal setinggi 700 meter mengarah ke barat daya.
Disusul, erupsi berikutnya pukul 02.07dan 04.02 WIB. Erupsi terekam seismograf dengan amplitudo 22 milimeter. Letusan teramati setinggi 500 meter dari puncak.
Erupsi berikutnya terjadi pukul 06.28 WIB. Letusan berupa kepulan asap tebal setinggi 700 meter mengarah ke barat daya ini terekam di seismograf dengan amplitudo 22 milimeter dan berdurasi 110 detik.
Terakhir, erupsi terjadi pukul 08.23 WIB dengan kolom abu tebal berwarna kelabu teramati setinggi 1.000 meter di atas kawah mengarah ke barat daya.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Sabtu, 25 Januari 2025 pukul 19.57 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 1.000 meter di atas puncak," tulis petugas PPGA Semeru Sigit Rian Alfian dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/1/2025).
Sebagai informasi, dalam 24 jam terakhir atau pada Jumat (24/1/2025) sejak pukul 00.00 WIB, Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru mencatat terjadi erupsi berupa letusan sebanyak 55 kali.
Beberapa erupsi tidak dapat teramati secara visual karena Gunung Semeru tertutup kabut.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak.
Baca juga: Jumat Malam, Gunung Semeru Erupsi 4 Kali, Letusannya Capai 900 Meter
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Terlebih, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang beresiko menimbulkan banjir lahar.
"Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru," imbaunya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang