SUMENEP, KOMPAS.com - Memasuki hari kedua, banjir yang melanda dua desa di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, masih merendam rumah dan lahan pertanian milik warga.
Ibnu, anggota Tim Respon Cepat BPBD Kabupaten Sumenep menjelaskan, saat ini banjir belum surut.
Pantauan di Desa Nambakor, ketinggian air yang merendam rumah warga masih mencapai 33 sentimeter. Sementara, di Desa Patean, hanya 15 sentimeter.
"Di Desa Patean, air sudah tidak naik ke permukiman warga," kata dia.
Di hari kedua, warga yang terdampak banjir mulai beraktivitas seperti biasa.
Baca juga: 20 Hektar Wilayah Pesisir di Sumenep Telah Memiliki SHM sejak Belasan Tahun Lalu
Namun demikian, sejumlah rumah yang terdampak banjir belum bisa dibersihkan karena masih terendam.
Banjir juga masih merendam lahan pertanian warga yang ada di dua desa terdampak.
Menurut Ibnu, air masih menutupi seluruh tanaman padi milik warga. "Kalau di lahan pertanian, airnya masih tinggi, Mas. (Tanaman) padinya masih belum kelihatan," kata dia.
BPBD juga memantau ketinggian air yang menutup akses jalan nasional yang menghubungkan Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Pamekasan.
Terkini, ketinggian air di poros tengah jalan raya hanya tersisa tujuh sentimeter. Namun, di bahu jalan raya masih mencapai 20 sentimeter. "Akan terus kami pantau perkembangannya, Mas," tutup dia.
Baca juga: Banjir di Sumenep Masih Tinggi, Warga Bertahan di Rumah yang Terendam
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep merilis jumlah rumah dan lahan pertanian warga yang terdampak banjir di Desa Patean, Kecamatan Batuan, dan Desa Nambakor, Kecamatan Saronggi.
Terdata ada 26 rumah milik warga dan 42 hektar sawah yang terendam banjir dan hingga kini belum surut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang