Meski hidup dalam serba kekurangan, Pak Nurdin tak pernah menyerah dalam mendidik anak-anak di desanya.
Namun, motor yang dibakar itu menjadi simbol betapa kerasnya perjuangan seorang guru yang mengaku tidak pernah mendapat bantuan memadai dari pemerintah itu.
"Saya hanya satu kali mendapatkan bantuan BLT senilai Rp 300.000, itu beberapa tahun yang lalu," ujar Nurdin.
Ia pun berharap insiden serupa tidak terjadi lagi, terutama kepada guru-guru yang dengan tulus mengabdi meskipun dalam keterbatasan.
Ia juga berharap pelaku pembakaran motornya diproses sesuai hukum. "Semoga pelaku bisa sadar dan berubah," katanya.
Baca juga: Pendapatan Guru Dapat Turun Drastis jika Sekolah Libur Selama Ramadhan
Kisah Pak Nurdin merupakan potret nyata dari seorang guru yang berjuang tanpa kenal lelah meskipun hidup dalam kekurangan.
Motor pinjaman yang dibakar adalah merupakan pengorbanan seorang pendidik yang tidak hanya menghadapi tantangan fisik, tetapi juga mental dalam menjalankan tugas mulianya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang