SIDOARJO, KOMPAS.com - Maulana Abdul Ghany, pemilik Soto Ayam Manchester United, memulai harinya sejak pagi buta dengan mengenakan seragam kaus polo merah.
Ia terlihat mengaduk kuah soto ayam yang siap disajikan kepada pelanggan.
Setiap hari, Ghany dan karyawannya tampil kompak, terkadang mengenakan jersey dan selalu menyematkan logo klub sepak bola Manchester United pada kostum mereka.
Ghany, yang merupakan generasi kedua pemilik usaha ini, menjelaskan, “Jualan soto pertama ayah tahun 1993 di Sekardangan, Sidoarjo. Terus pindah ke tempat ini (Taman Pinang) mulai 2021.”
Baca juga: Kumpulan Resep Soto Ayam, Menu Makan Berkuah Saat Musim Hujan
Soto Ayam Manchester United pertama kali berdiri di sepetak tenda yang ditutup banner putih, sebelum akhirnya pindah ke ruko yang lebih permanen pada tahun 2023.
Nama Soto Ayam Manchester United dipilih oleh ayah Ghany pada tahun 1999.
“Sebelum itu namanya Soto Ayam saja,” ungkap Ghany.
Ayahnya, seorang penggemar sepak bola, sangat menyukai tim asal Inggris tersebut.
Kemenangan Manchester United di final Liga Champions pada 26 Mei 1999 menjadi momen penting yang mengubah nama usaha keluarga ini.
“Di pertandingan final itu, ayah ikut taruhan bola dan MU menang, jadilah berubah nama menjadi Soto Ayam Manchester United. Waktu itu pas kekurangan modal jualan juga,” ujar Ghany.
Pria yang akrab disapa Rawit Ferguson ini juga mengungkapkan bahwa nama panggungnya berkaitan erat dengan klub kesayangannya.
Maulana Abdul Ghany, pemilik Soto Ayam Manchester United di Sidoarjo, Minggu (12/1/2025).“Mungkin saat itu Ferguson jadi pelatih terbaik, jadi ayah dipanggil Rawit Ferguson,” imbuhnya.
Meskipun Manchester United sering menjadi bahan ejekan di media sosial, Ghany merasakan dampak positif dari penggunaan nama klub tersebut.
Soto ayamnya beberapa kali viral di media sosial berkat keunikannya.
“Alhamdulillah ramai, tapi saya juga nggak sering mantau sosmed. Yang penting soto saya laku,” tuturnya.
Baca juga: Resep Bumbu Soto Ayam untuk Masak Besar, Praktis dan Lezat