KOMPAS.com - Pengusaha Soto Ayam Ambengan 'Pak Sadi' yang melegenda di Surabaya meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis di sebuah RS di Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sekitar pukul 19.00 WIB, Minggu (11/2/2024).
Pengusaha yang merintis bisnis kuliner suwiran ayam berkuah sedap sejak tahun 1971 itu, dimakamkan di Desa Gajah, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur pada Senin (12/2/2024) siang.
Sejak tujuh bulan terakhir, bapak empat anak tersebut dikabarkan berkali-kali masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan medis.
Tetangga Pak Sadi di Surabaya, E (30) mengatakan jenazah penguasaha yang sering dipanggil "Abah Sadi" itu disemayamkan di rumah duka Jalan Ambengan 3A Surabaya sekitar pukul 09.00 WIB sebelum dibawa ke Bojonegoro.
Baca juga: Resep Soto Ambengan Surabaya, Kuah Gurih Bening dan Segar
"Iya tadi pagi jam 9-an, sempat disalatkan di dalam rumah. Rombongan tadi naik 2 bus, mungkin sekarang sudah sampai di sana," ujarnya di depan rumah duka, Senin (12/2/2024) siang.
E bercerita jika ayahnya, SO adalah karyawan yag bertugas khusus sebagai sopir Abah Sadi sejak tahun 1990-an. Bahkan saat ayahnya masih bujang.
Menurut cerita sang ayah, Abah Sadi dikenal sebagai pribadi yang sederhana dan baik hati.
"(Abah Sadi) Orangnya baik pokoknya, sampai enggak bisa diceritakan sama ayah. Kalau kata arek-arek wes koyok abahnya sendiri (sudah seperti ayahnya sendiri)," pungkasnya.
Makanan yang disajikan pria yang memiliki nama lengkap Hasi Sadi adalah suwiran ayam yang disiram kuah kuning dan bertabur koya.
Awalnya Sadi berdagang menggunakan gerobak dorong dari kampung ke kampung sampai akhir tahun 1971. Ia kemudian menetap jualan soto di pojokan Jalan Ambengan.
Baca juga: Resep Soto Ayam Ambengan, Masakan Berkuah untuk Buka Puasa
Soto Ayam Ambengan Pak Sadi (Asli) namanya bergema hingga ke penjuru kota dan menjadi nama panggungnya. Ia pun berangkat ke Jakarta dan membuka cabang di Jalan Wolter Monginsidi di tahun 1980-an.
Dari soto pikulan, Soto Ambengan Pak Sadi berkembang hingga memenangkan penghargaan tertinggi sebagai Masters of the Year dari World Street Food Congress Food pada tahun 2013 di Singapura.
Hartono, putra kedua Pak Sadi bercerita bahwa ayahnya membawa olahan masakan itu ke Singapura untuk diikutkan sebuah kompetisi kuliner pada tahun 2013.
Soto Ambengan Pak Sadi ini menyabet penghargaan Masters of the Year dari World Street Food Congress Food. Rasa masakan pedagang kaki lima dari sejumlah negara kalah enak bila dibandingkan dengan masakan Pak Sadi.
Baca juga: Soto Ayam Ambengan, Kuliner Kaki Lima Terbaik di Dunia