Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tabrak Lari di Blitar Sengaja Dilempar ke Selokan, Benarkah?

Kompas.com, 18 Desember 2024, 19:36 WIB
Asip Agus Hasani,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Satlantas Polres Blitar Kota masih menyelidiki penyebab jasad Fredi Widodo (47), korban tabrak lari, bisa ditemukan di dalam selokan Jalan Kenari, Kota Blitar, pada Minggu (15/12/2024) pagi lalu.

Kepala Polres Blitar Kota, AKBP Danang Setiyo PS menegaskan, polisi tidak langsung mempercayai pengakuan pelaku tabrak lari, AGS (37) yang menyatakan korban terlempar ke selokan karena  tertabrak mobil yang dikemudikannya.

“Tapi secara ‘scientific crime investigation’ akan kami cari tahu dengan alat bukti yang ada, kenapa jasad korban ada di sana (selokan). Pengakuan silakan, kami tidak mengejar itu,” ujar Danang dalam konferensi pers di Mapolres Blitar Kota, Rabu (18/12/2024).

Baca juga: Kasus Tabrak Lari di Blitar Terungkap, Pelaku Sopir Bus

Saat ditanya apakah ada kecurigaan bahwa jasad korban sengaja dilemparkan ke selokan, Danang menyatakan, hal tersebut merupakan kemungkinan yang bisa saja terjadi.

“Dalam proses penyidikan akan diperjelas kenapa sampai terlempar di selokan. Kalau hasil penyidikan berbeda, apakah ada kemungkinan lain sehingga mayat itu bisa sampai di situ,” ungkap dia.

Untuk mengetahui kejadian sebenarnya, Danang menjelaskan, pihak kepolisian akan melakukan pengukuran daya dorong yang dimiliki terhadap jasad korban saat terjadi benturan.

Mereka juga akan membandingkan kerusakan pada mobil Suzuki Swift yang dikemudikan pelaku dengan luka-luka yang dialami korban akibat benturan tersebut.

Baca juga: Pria di Blitar Ditemukan Tewas di Selokan, Diduga Korban Tabrak Lari

“Nanti kami bandingkan dengan kerusakan pada kendaraan, luka yang disebabkan (pada korban). Kemudian sejauh mana seharusnya jasad korban ini terlempar,” imbuh dia.

Mengenai indikasi apakah AGS berada di bawah pengaruh alkohol atau obat terlarang saat mengemudi, Danang menyatakan, pihaknya tidak menemukan indikasi tersebut.

Dia juga mengonfirmasi bahwa AGS belum ditetapkan sebagai tersangka, namun gelar perkara akan segera dilakukan.

“Setelah ini akan kami gelar perkara dan kami tetapkan pelaku sebagai tersangka,” ujar dia.

Kanit Gakkum Satlantas Polres Blitar Kota, Ipda Bagus Prabowo menjelaskan, AGS mengaku memacu mobilnya dengan kecepatan 80 kilometer per jam dari utara ke selatan ketika menabrak korban.

Baca juga: Serpihan Cat Mobil di TKP Tuntun Polisi Lacak Pelaku Tabrak Lari

Korban, Fredi, diduga sedang menyeberang jalan dari sisi timur ke barat saat insiden terjadi.

AGS, yang merupakan warga Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, sedang dalam perjalanan menuju tempat kerjanya di garasi bus di Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung.

“Pengakuan pelaku, setelah menabrak korban, dia berhenti dan turun dari mobil. Dia menengok ke belakang tapi tidak melihat ada korban. Akhirnya dia melanjutkan perjalanan,” kata Bagus.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau