Salin Artikel

Korban Tabrak Lari di Blitar Sengaja Dilempar ke Selokan, Benarkah?

Kepala Polres Blitar Kota, AKBP Danang Setiyo PS menegaskan, polisi tidak langsung mempercayai pengakuan pelaku tabrak lari, AGS (37) yang menyatakan korban terlempar ke selokan karena  tertabrak mobil yang dikemudikannya.

“Tapi secara ‘scientific crime investigation’ akan kami cari tahu dengan alat bukti yang ada, kenapa jasad korban ada di sana (selokan). Pengakuan silakan, kami tidak mengejar itu,” ujar Danang dalam konferensi pers di Mapolres Blitar Kota, Rabu (18/12/2024).

Saat ditanya apakah ada kecurigaan bahwa jasad korban sengaja dilemparkan ke selokan, Danang menyatakan, hal tersebut merupakan kemungkinan yang bisa saja terjadi.

“Dalam proses penyidikan akan diperjelas kenapa sampai terlempar di selokan. Kalau hasil penyidikan berbeda, apakah ada kemungkinan lain sehingga mayat itu bisa sampai di situ,” ungkap dia.

Untuk mengetahui kejadian sebenarnya, Danang menjelaskan, pihak kepolisian akan melakukan pengukuran daya dorong yang dimiliki terhadap jasad korban saat terjadi benturan.

Mereka juga akan membandingkan kerusakan pada mobil Suzuki Swift yang dikemudikan pelaku dengan luka-luka yang dialami korban akibat benturan tersebut.

“Nanti kami bandingkan dengan kerusakan pada kendaraan, luka yang disebabkan (pada korban). Kemudian sejauh mana seharusnya jasad korban ini terlempar,” imbuh dia.

Mengenai indikasi apakah AGS berada di bawah pengaruh alkohol atau obat terlarang saat mengemudi, Danang menyatakan, pihaknya tidak menemukan indikasi tersebut.

Dia juga mengonfirmasi bahwa AGS belum ditetapkan sebagai tersangka, namun gelar perkara akan segera dilakukan.

“Setelah ini akan kami gelar perkara dan kami tetapkan pelaku sebagai tersangka,” ujar dia.

Kanit Gakkum Satlantas Polres Blitar Kota, Ipda Bagus Prabowo menjelaskan, AGS mengaku memacu mobilnya dengan kecepatan 80 kilometer per jam dari utara ke selatan ketika menabrak korban.

Korban, Fredi, diduga sedang menyeberang jalan dari sisi timur ke barat saat insiden terjadi.

AGS, yang merupakan warga Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar, sedang dalam perjalanan menuju tempat kerjanya di garasi bus di Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung.

“Pengakuan pelaku, setelah menabrak korban, dia berhenti dan turun dari mobil. Dia menengok ke belakang tapi tidak melihat ada korban. Akhirnya dia melanjutkan perjalanan,” kata Bagus.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/12/18/193604678/korban-tabrak-lari-di-blitar-sengaja-dilempar-ke-selokan-benarkah

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com