Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentol Corah Madiun, Camilan Super Pedas, Dijual hingga ke Luar Negeri

Kompas.com, 29 November 2024, 09:24 WIB
Muhlis Al Alawi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Nama Dusun Corah

Eka bercerita, nama corah yang disematkan setelah kata pentol berasal dari nama dusunnya.

Lantaran banyak warga yang membuat dan berjualan pentol di wilayah Corah, maka kemudian kuliner ini dikenal dengan sebutan pentol corah.

“Dulu kalau orang mau beli pentol terus menyebut membelinya di Corah. Makanya kemudian anak-anak muda menamainya dengan sebutan pentol corah,” ujar Eka.

Eka mengatakan, kebanyakan pembeli pentol corah berasal dari kalangan anak-anak muda yang menyukai rasa pedas.

Para pembeli biasanya lebih banyak datang pada siang dan sore hari. Namun bila akhir pekan atau liburan, pembeli terus berdatangan tak mengenal waktu.

Baca juga: Uniknya Asal-usul Nama Lontong Balap di Surabaya, Siapa yang Balapan?

Eka bersama bude-nya membuka warung mulai pukul 07.00-21.00 WIB. Pagi hari, Bude Ninik yang menjajakan pentol. Selanjutnya, Eka meneruskannya hingga malam.

Dalam satu hari, Eka mengaku mampu menjual hingga dua kwintal pentol corah dengan omzet mencapai jutaan rupiah.

Jumlah itu akan bertambah banyak manakala akhir pekan atau hari libur. “Kalau lebaran tiba, jumlah yang terjual makin banyak lagi."

"Karena pembelinya dari pagi hingga malam tak berhenti. Sampai kami kecapekan,” ungkap Eka.

Jual ke luar negeri

Tak hanya menjual di tingkat pasar lokal, Eka mengaku pentol corah ini juga dijual dalam bentuk beku, dan sudah terjual hingga luar kota, bahkan luar negeri.

Ia menjual pentol corah frozen dengan kemasan 500 gram dengan harga Rp 20.000 dan kemasan satu kilogram dengan harga Rp 35.000 melalui media sosial dan lokapasar.

Alhamdulillah pentol corah dalam bentuk frozen kami sudah terjual hingga Hongkong dan Taiwan. Kami kirim ke luar daerah dan negeri hampir tiap hari."

"Setiap pentol corah kemasan frozen juga kami berikan sambalnya dalam bentuk botol kecil,” kata Eka.

Baca juga: Jejak Akulturasi Jawa dan Tionghoa dalam Kenyalnya Tahu Takwa Kediri

Para penikmat kuliner dapat membeli pentol corah di tempat mulai dari Rp 5.000 per porsinya.

“Awalnya dulu saya mencoba dengan membeli satu porsi Rp 5.000. Tetapi setelah mencoba rasanya enak dan sambelnya nendang banget, maka saya tambah lagi,” ujar Jalil, warga Dolopo, Kabupaten Madiun.

Senada dengan Jalil, Harianto menyebut pentol corah menjadi makanan khas Madiun yang banyak diburu saat akhir pekan atau liburan tiba.

Ia mengaku selalu mengajak anak dan istrinya untuk datang langsung warung Pentol Corah yang berada di Jalan Purbajaya, Kota Madiun.

“Anak dan istri saya suka dengan citarasanya. Makanya kalau akhir pekan kami sering datang ke sini,” ujar Harianto, warga Kabupaten Magetan ini. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau