Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Nyoblos" di Kota Malang, Muhadjir Effendy Merasa Seperti Memilih Rawon dan Soto

Kompas.com, 27 November 2024, 15:59 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Penasihat Khusus Presiden urusan haji, Muhadjir Effendy mencoblos di TPS 020, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, pada Pilkada Serentak 2024, Rabu (27/11/2024) siang.

Mantan Menko PMK ini datang ke TPS berjalan kaki mengenakan topi, kemeja putih pendek dan celana panjang krem. Kedatangan Muhadjir disambut petugas di TPS tersebut. Muhadjir kemudian mengisi daftar hadir dan mengambil surat suara pilgub dan pilwali.

Setelah itu, Muhadjir menyoblos di bilik suara dan memasukkan surat suara yang telah dicoblos ke kotak suara. Ia datang ke TPS bersama anak pertamanya, Muktam Roya Azidan. Usai menyoblos, keduanya pulang ke rumah dengan berjalan kaki.

Baca juga: Hasil Quick Count Pilkada Kota Malang 2024 Indikator Data 5 Persen : Wahyu - Ali unggul 49,49 Persen

Muhadjir mengatakan, dirinya baru sampai di Kota Malang hari ini, Rabu (27/11/2024), perjalanan menggunakan pesawat, khusus untuk mencoblos. Baginya, sebagai warga Kota Malang dan Jawa Timur, datang ke TPS merupakan kewajiban.

"Karena satu suara saya akan menentukan hasil pemilihan," kata mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Baca juga: Jelang Pilkada, KPU Kota Malang Bakar 1.064 Surat Suara

Dia melihat, animo masyarakat untuk datang ke TPS dalam pilkada di beberapa daerah cukup tinggi. Selain itu, pilkada saat ini dinilai minim gejolak.

"Kalau ada itu sangat biasa lah, berkompetisi, kontestasi, kemudian ada gesekan-gesekan itu menurut saya adalah hal yang sangat wajar. Apalagi Jawa Timur saya lihat sangat kondusif," katanya.

Selain itu, para kandidat paslon dalam Pilkada Kota Malang 2024 dan Pilgub Jatim 2024 dinilainya hampir berimbang, memiliki reputasi dan kualitas yang baik.

Menurutnya, masyarakat saat ini dihadapkan pada pilihan yang sulit. Muhadjir mengibaratkan Pilkada Jatim dan Pilkada Kota Malang saat ini seperti memilih jenis makanan yang sama-sama lezat.

"Ini seperti memilih jenis makanan, ada rawon, ada soto, ada pecel, silakan saja memilih yang mana, tapi rata-rata tidak ada perbedaan yang mencolok satu sama lain, baik itu wali kota maupun wakil wali kota, baik gubernur maupun wakil gubernurnya," katanya.

Muhadjir berharap kepada paslon yang terpilih nanti benar-benar memenuhi janji-janji kampanyenya. Dia memberi wejangan kepada pemimpin daerah yang baru nantinya tidak usah terlalu bersemangat membangun legacy.

"Yang penting sebetulnya adalah memberikan sesuatu yang bermakna untuk masyarakat luas, untuk rakyat. Karena pembangunan itu bagaimanapun harus berkelanjutan, berkesinambungan," ungkapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau