Editor
KOMPAS.com - AR (9), bocah kelas 3 sekolah dasar di Subang, Jawa Barat, kritis usai diduga dirundung oleh kakak kelasnya.
AR kemudian menjalani perawatan intensif di RSUD Ciereng, Subang, Jawa Barat. Setelah dirawat tiga hari, AL dinyatakan meninggal dunia pada Senin (26/11/2024) sekitar pukul 16.10 WIB.
Sebelum meninggal dunia, korban sempat mengeluh sakit kepala hebat hingga muntah-muntah. Kondisinya terus memburuk bahkan tak bisa membuka mata hingga tak bisa berjalan dan terpaksa merangkak.
"Dua hari itu dia muntah terus, kalau makan muntah, makan muntah, perutnya sakit, sama uwa-nya enggak cerita karena takut, kata saya kenapa kamu kayak gitu, sakit perutnya, dibenerin (diurut) abis diurut enggak muntah lagi," ujar Sarti, saudara korban saat dihubungi, Minggu (24/11/2024).
Baca juga: Siswa SD Korban Bullying di Subang Meninggal, Kepala Sekolah Dinonaktifkan
Saat itu AR sempat masuk sekolah, namun kondisinya semakin memburuk. Hingga akhirnya AR menceritakan yang ia alami selama ini.
Kepada keluarga, AR mengaku sering dipukuli oleh tiga kakak kelasnya. Bahkan ditendang dan kepalanya dibenturkan ke tembok.
"Waktu dia mau drop mau berangkat ke rumah sakit, saya tanya kamu kenapa kepalanya sakit, melek enggak bisa, jalan susah, katanya dijedotin ke tembok, ditajong (tendang) pengakuan AR sama tiga orang itu," ujar Sarti.
Kemudian keluarga memberitahukan kondisi AR ke wali kelas, sementara AR dirawat di rumah sakit dalam kondisi koma.
"Saat itu saya mau ke sekolah, tahunya udah bubar, kantor enggak ada udah pada ke mana gurunya, jadi saya balik lagi enggak jadi (laporan saat itu)," kata Sarti.
Baca juga: Siswa SD Korban Bullying di Subang Meninggal, Kepala Sekolah Dinonaktifkan
Sementara itu Kasim, kepala sekolah tempat AR menuntut ilmu mengatakan perundungan yang dialami oleh AR baru diketahui saat AR dirawat di rumah sakit.
"Iya betul tahunya sudah kritis, di rumah sakit itu baru tahu setelah seminggu kemudian, itu pun ada pihak keluarga tidak laporan tapi sambil ngomong ke guru kelas, itu pun saya tindaklanjuti, saya ke tempat korban saya tanyakan ke orangtua, karena dicek buku kejadian tidak ada laporan," ucap Kasim.
Ia mengatakan perundungan terjadi di luar lingkungan sekolah saat waktu istirahat.
"Kejadian di luar arena sekolah bukan di dalam, pada waktu istirahat, guru istirahat anak jajan di luar area sekolah," kata Kasim.
“Kami baru tahu setelah seminggu, ketika korban sudah di rumah sakit. Itu pun dari laporan keluarga yang sempat berbicara dengan guru kelas,” kata Kasim.
Baca juga: Cerita Pilu Keluarga Siswa SD Korban Bullying di Subang: Mengaku Dipukuli 3 Kakak Kelas
Kapolres Subang AKBP Ariek Indra Sentanu, melalui Kasatreskrim AKP Gilang Indra Friyana Rahmat membenarkan siswa kelas 3 SD korban perundungan itu meninggal dunia.
"Korban dugaan kekerasan kakak kelas tersebut, meninggal dunia sekitar pukul 16.10 WIB dan saat ini jenazah sudah berada di kamar Jenazah RSUD Subang," kata Kasatreskrim Polres Subang, AKP Gilang Indra Friyana Rahmat, Senin (25/11/2024) malam.
Untuk memastikan penyebab kematian, polisi akan melakukan otopsu di RS Bhayangkara Indramayu.
"Otopsi ini dilakukan untuk memastikan penyebab korban meninggal dunia, sekaligus untuk proses penyelidikan kasus ini," ucapnya
Gilang juga megaskan proses penyedikan kasus bullying akan terus berlangsung.
"Kami sudah lakukan pemeriksaan sejumlah saksi baik dari pihak keluarga, teman korban hingga pihak sekolah," kata dia.
Baca juga: Siswa SD Korban Bullying Kakak Kelas di Subang Meninggal Dunia
"Dan karena korban meninggal, kami akan menunggu hasil otopsu untuk memastikan penyebab korban meninggal," imbuhnya
Sementara itu Kapolres AKBP Ariek Indra Sentanu mengatakan ditemukan ada pendarahan otak pada korban.
"Dari hasil otopsi, ditemukan adanya pendarahan di otak yang menyebabkan korban tak sadarkan diri selama 3 hari hingga meninggal dunia, kemarin sore," katanya.
Hasil otopsi ini akan jadi pedoman polisi untuk pemeriksaan kepada sejumlah saksi, guna mengungkap kasus ini.
"Sejauh ini baru 3 saksi yang kita periksa, semuanya merupakan terduga pelaku yang usianya masih dibawah 12 tahun," katanya.
Selain ketiga terduga pelaku, kami juga akan memeriksa pihak sekolah, keluarga korban dan teman korban.
Baca juga: Bocah Kelas 3 SD di Subang Kritis Usai Dirundung Kakak Kelas
"Untuk mengungkap kasus ini, semua akan kita mintai keterangan. Selain itu pemeriksaan terhadap saksi khususnya terduga pelaku dan teman korban kita akan melibatkan unsur pihak terkait seperti Bapas, KPAI serta pihak keluarga," ungkapnya.
Apalagi kata Ariek, terduga pelaku yang menganiaya korban merupakan anak-anak yang usianya masih dibawah 12 tahun.
"Terduga pelaku ini dibawah umur tentunya perlakukan hukum tidak sama dengan orang dewasa," katanya.
Pj Bupati Subang, Imran, terlihat terpukul atas meninggalnya AR. Raut muka Imran terlihat menahan kesedihan saat keluar kamar jenazah RSUD Subang, Senin (25/11/2024) malam.
"Ini tidak perlu terjadi jika pihak sekolah bisa mengawasi anak didiknya. Akibat kelalaian pihak sekolah, nyawa anak generasi muda bangsa mati sia-sia karena bullying," ucap Imran.
Imran menegaskan kasus Albi ini harus menjadi yang terakhir. Tidak boleh lagi ada lagi kasus bullying di Subang, apalagi hingga menyebabkan nyawa siswa melayang.
"Saya tegaskan, pihak sekolah harus benar-benar mengawasi anak didiknya di sekolah, baik saat jam belajar maupun istirahat, agar kasus Albi tak terulang di kemudian hari," ucapnya.
Baca juga: Emosi Sering Di-bully, Santri Anak di Langkat Bakar Pengurus Ponpes, Sempat Rekayasa Cerita
Imran juga meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus ini agar memberikan efek jera bagi murid lain dan juga pihak sekolah.
"Siapapun yang bersalah, dihukum," ucapnya.
Selain itu ia juga menonaktifkan kepala sekolah serta menegaskan akan memecat kepala sekolah jika bersalah.
Dia pun meminta pihak kepolisian untuk memeriksanya karena hal ini tak perlu terjadi jika tak ada kelalaian dari pihak sekolah.
"Kasus ini tak perlu terjadi jika pihak sekolah benar-benar mengawasi siswanya dengan baik di sekolah," katanya
Atas kasus ini, Imran juga akan mengumpulkan semua kepala sekolan, Selasa (26/11/2024).
Baca juga: Bully Siswi SMP di Jambi, 5 Orang Jadi Tersangka
"Besok seluruh kepala sekolah akan saya kumpulkan di sekolah tempat AR bersekolah yakni SDN Jayamukti Blanakan. Saya akan tegaskan kembali kepada para kepala sekolah agar sungguh-sungguh mengawasi anak didiknya, jangan sampai ada korban selanjutnya," kata Imran
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Farida Farhan | Editor: Reni Susanti, Andi Hartik), Tribun Jabar
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang