Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makan Gratis untuk Pelajar, DPRD Batu Minta Anggaran Pemerintah Pusat

Kompas.com, 4 November 2024, 16:00 WIB
Nugraha Perdana,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Batu, Jawa Timur, masih menunggu petunjuk pelaksanaan dan teknis dari pemerintah pusat terkait program makan siang gratis bagi pelajar SD dan SMP.

DPRD Kota Batu pun meminta agar anggaran untuk program tersebut sepenuhnya berasal dari pemerintah pusat.

Wakil Ketua II DPRD Kota Batu, Ludi Tanarto menjelaskan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Pemkot Batu mengenai program ini.

Namun, hingga saat ini, belum ada penganggaran khusus, dan Pemkot Batu masih berjaga-jaga dengan alokasi anggaran pendidikan yang ada.

"Ya, nanti masuknya di Dinas Pendidikan, kemudian sistemnya seperti BOSDA. Tetapi kita kan enggak bisa juga menerka-nerka ketentuan pemerintah pusat seperti apa."

"Petunjuk pelaksanaan untuk teknisnya pemerintah daerah itu harus apa, itu belum ada," kata Ludi, Senin (4/11/2024).

Baca juga: Janjikan Program Sarapan Gratis, Pramono Anung: Menunjang Program Makan Siang Gratis

Ludi menambahkan, idealnya dukungan anggaran untuk program ini harus sepenuhnya difasilitasi oleh pemerintah pusat.

Alokasi anggaran pendidikan Pemkot Batu dalam Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) APBD tahun 2025 mendatang mencapai 22 persen atau Rp 246 miliar, melebihi ketentuan pemerintah pusat yang sebesar 20 persen.

"Ini sudah melebihi dari ketentuan pemerintah pusat 20 persen, ya harusnya pemerintah pusat ngasih dong ke kita tambahan transfer daerah untuk kegiatan itu," ujar dia.

Ia juga mengingatkan, anggaran pendidikan dalam APBD 2025 meningkat untuk program makan bergizi, hal ini dapat mengganggu program kegiatan Pemkot Batu lainnya.

"Misalnya kebutuhannya sekian miliar, dikasih (pemerintah pusat) 50 persen, berarti 50 persennya lagi harus mengalokasikan anggaran dari pemerintah daerah."

"Kalau seperti ini, program infrastruktur, misal pembangunan paving jalan yang tadinya 100 meter bisa jadi hanya terealisasi 80 meter, jangan sampai lah seperti itu," ungkap dia.

Baca juga: Program Makan Siang Gratis di Sumbawa Sasar 153.869 Siswa

Meski demikian, Ludi setuju dengan adanya program ini, yang dianggap sebagai upaya peningkatan gizi bagi anak-anak.

Ia juga memberikan solusi jika pemerintah pusat tidak mampu menganggarkan seluruh daerah untuk program makan siang gratis bergizi, yaitu dengan konsep swakelola.

Setiap sekolah bisa mengajak partisipasi masyarakat untuk mendukung program tersebut. "Misal ada peternak ayam lagi panen, atau petani panen wortel bisa berpartisipasi," kata dia.

Halaman:


Terkini Lainnya
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar 'Uang Pengawalan', Penyandera Ditangkap
Bus Pariwisata di Banyuwangi Ditahan Preman karena Tak Bayar "Uang Pengawalan", Penyandera Ditangkap
Surabaya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau