Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barisan Pendukung Kotak Kosong Kritisi KPU Kota Pasuruan

Kompas.com, 28 Oktober 2024, 14:47 WIB
Moh. Anas,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah warga yang tergabung dalam Forum Penyelamat Demokrasi (FPD) Kota Pasuruan mendatangi Kantor KPU Kota Pasuruan, Senin (28/10/2024).

Mereka menuntut KPU memaksimalkan anggaran Pilkada Kota Pasuruan terkait sosialisasi aturan keabsahan pasangan calon tunggal.

"Kami datang ingin menyampaikan bahwa anggaran KPU itu miliaran rupiah. Meski ada hanya paslon tunggal harusnya KPU juga mensosialisikan memilih kotak kosong itu bagian yang dibenarkan."

Baca juga: Pilkada Pasuruan, Paslon Tunggal Adi-Nawawi Terima APK Gratis dari KPU

"Pilkada itu bukan hanya milik paslon," ujar koordinator forum, Ayi Suhaya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan munculnya paslon tunggal di Kota Pasuruan di Pilkada 2024 ini membawa dampak kurang baik terhadap kemajuan berdemokrasi.

Salah satunya akan memunculkan sikap apatis pada pemilihan wali kota dan wakil wali kota Pasuruan karena KPU hanya mensosialisikan paslon saja, bukan kotak kosong.

"Sampai saat ini warga masih bingung antara golput sama pilih kotak kosong. Harusnya KPU hadir di tengah masyarakat memilih kotak kosong itu juga sah. Jangan-jangan KPU juga menjadi tim pemenangan paslon," ungkapnya.

Selain soal keabsahan kotak kosong, FPD menilai KPU kurang mensosialisikan pelaksanaan pemungutan suara yang digelar pada 27 November 2024.

Baca juga: Lawan Kotak Kosong di Pilkada Pasuruan, Adi Nawawi Dapat Nomor 1

Terbukti, masih banyak warga yang belum mengetahui kapan pelaksanaan pemungutan suara.

"Selain warga yang belum mengetahui pelaksaan hari pemungutan, KPU juga seolah menjadi media pemenangan paslon tunggal karena banyak alat peraga sosialisasi (APS) dan alat peraga kampanye (APK) milik paslon yang dipasang," ungkapnya.

Menjawab protes FPD, Ketua KPU Kota Pasuruan mengelak bahwa pihaknya tidak maksimal mensosialisasi pilkada Kota Pasuruan. Selama sosialisasi, KPU mengundang forum-forum warga hingga ke tingkat RT.

"Kami (KPU Kota Pasuruan) bersama PPK dan PPS dalam setiap acara selalu menyampaikan bahwa Pilkada digelar pada 27 November 2024 nanti. Hal itu kami sampaikan sampai ke tingkat RT," ujar Ketua KPU Kota Pasuruan, Nanang Abidin.

Sedangkan berkaitan dengan APK paslon tunggal, dia menegaskan sesuai regulasi KPU hanya memfasilitasi pasangan calon saja, bukan kotak kosong.

Paslon berhak mendapatkan jatah bahan kampanye, APK (baleho, banner dan umbul-umbul) serta iklan kampanye.

Baca juga: Paslon Tunggal di Pilkada Pasuruan Tetap Didampingi Walpri

"Jadi intinya KPU tidak ada kewajiban memfasilitasi kotak kosong pada masa kampanye. Hanya pada surat suara kami memfasilitasinya," pungkasnya.

Untuk diketahui, Pilkada Kota Pasuruan 2024 ini hanya diikuti satu pasangan calon yakni Adi Wibowo-Mokhamad Nawawi dengan nomor urut 1.

Mereka akan ditantang kotak kosong yang mendapat undian nomor urut 2.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau