Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Indah-Yudha dan Thoriq-Fika, Dua Paslon Pilkada Lumajang

Kompas.com, 23 September 2024, 06:56 WIB
Miftahul Huda,
Andi Hartik

Tim Redaksi

Profil Thoriq-Fika

Thoriqul Haq lahir di Lumajang pada 14 Desember 1977. Sejak usianya masih sembilan tahun, Thoriq sudah dimasukkan ke pesantren oleh kedua orangtuanya.

Dimulai dari Pondok Pesantren Anak-anak Darul Falah Denok Lumajang, kemudian Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang, dan Pondok Pesantren Darul Ulum Al-Fadloli Malang.

Usai tamat madrasah aliyah (MA), Thoriq menempuh pendidikan tinggi di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya dengan jurusan sastra arab.

Pendidikan pascasarjana Thoriq diawali dengan menempuh program Master of Modern Language (MML) Faculty of Language and Linguistics, University of Malaya Kuala Lumpur.

Kemudian, Magister Manajemen Bencana (M.MB), Pascasarjana Universitas Brawijaya, Malang.

Baca juga: Pilkada Lumajang, Ayah Fika jadi Ketua Tim Pemenangan Cak Thoriq-Ning Fika

Kini, Thoriq tengah menyelesaikan program Philosophy of Doctor (Ph.D) Faculty Language and Linguistics, University of Malaya, Kuala Lumpur.

Karir politik Thoriq sejak awal sampai saat ini berada di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Mulai dari Wakil Ketua DPC Perwakilan PKB Malaysia pada Deputy Office Manager Sekretariat Jenderal DPP PKB, Kepala Kantor Sekretariat Jenderal DPP PKB, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB, hingga Sekretaris DPW PKB Jawa Timur.

Pria yang akrab disapa Cak Thoriq ini juga pernah menjadi anggota DPRD Jawa Timur dua periode yakni 2009-2014 dan 2014-2019.

Pada periode kedua, Thoriq hanya menjabat empat tahun lantaran memilih mundur dan terpilih sebagai Bupati Lumajang periode 2018-2023.

Sedangkan, Lucita Izza Rafika atau akrab disapa Ning Fika lahir 29 Oktober 1990. Ia lahir dan tumbuh dewasa di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Gelar sarjana Fika ditempuh di jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga Surabaya.

Fika kemudian melanjutkan program sarjananya di kampus yang sama. Kali ini, ia menempuh program manajemen.

Sebelum terjun ke politik, Fika tercatat sebagai ASN di Kantor Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia. Ia menduduki jabatan Kepala Subbagian Komunikasi Publik, Data, dan Informasi Sekretariat Jenderal DPD RI Kantor Perwakilan Jawa Timur.

Fika juga dikenal sebagai seorang pengusaha. Ia memiliki perusahaan yang bergerak di bidang properti dan konstruksi.

Karir politiknya baru dimulai saat Pileg 2024. Usai mengundurkan diri sebagai ASN, Fika mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) daerah pemilihan Jawa Timur IV.

Sayang, konstelasi politik pertamanya belum berhasil lantaran PPP tidak memenuhi syarat ambang batas parlemen. Padahal, perolehan suara Fika kala itu cukup untuk menempatkannya di senayan andai PPP lolos ambang batas.

Kini, Fika kembali menapaki jalan politiknya dengan maju sebagai calon wakil bupati Lumajang mendampingi Thoriq.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Surabaya
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau