Zuniar, salah satu penari Topeng Kaliwungu mengatakan, awalnya ia dan teman-teman penari lainnya cukup kesulitan untuk menampilkan tari kolosal dengan karakter tari Topeng Kaliwungu.
Sebab, selain ada beberapa gerakan yang diubah, lokasi tampil yang begitu luas dan bersama banyak orang juga membuat para penari perlu melakukan adaptasi.
Ditambah, tekstur pasir pantai yang membuat setiap langkah penari terasa lebih berat dan membutuhkan tenaga ekstra. Apalagi, waktu untuk latihan hanya empat minggu.
Meski demikian, Zuniar merasa senang dan bangga bisa jadi salah satu penari yang dipilih untuk menampilkan tarian khas Lumajang di depan ribuan warga.
“Latihannya empat minggu, kira-kira empat kali latihannya itu. kesulitannya tempatnya berpasir kan jadi agak berat, tapi alhamdulillah lancar,” ungkapnya.
Sementara, Penjabat (Pj) Bupati Lumajang Indah Wahyuni mengatakan, Segoro Topeng Kaliwungu adalah acara puncak dari gelaran South Beach Festival.
Sebelumnya, di Pantai Watu Pecak juga diadakan lomba layang-layang sehari sebelumnya sebagai satu rangkaian South Beach Festival.
Menurutnya, festival tari topeng sengaja ditempatkan di lokasi wisata supaya kunjungan wisata bisa meningkat serta menggerakkan ekonomi di Lumajang.
“Mengenalkan dan meningkatkan kunjungan wisatawan ke destinasi wisata yang ada di Lumajang. Dengan event seperti ini juga menggerakkan ekonomi Lumajang termasuk seniman kita juga jadi semangat," kata Indah.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang