Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganis Rumpoko Deklarasi Maju Pilkada Kota Malang, Berharap Dapat Rekom PDI-P

Kompas.com, 16 Agustus 2024, 09:01 WIB
Nugraha Perdana,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Putri mantan Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko dan Dewanti Rumpoko, Ganis Rumpoko (34), mendeklarasikan diri maju dalam Pilkada Kota Malang 2024. Ia berharap mendapatkan rekomendasi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), tempat dia berkader.

Saat ini, sudah ada kelompok relawan yang siap mendukung pencalonan Ganis. Yakni, relawan bologanis atau teman ganis.

Ganis merupakan anggota terpilih DPRD Kota Batu. Dia siap menanggalkan posisinya sebagai anggota dewan demi mewujudkan keinginannya maju dalam Pilkada Kota Malang.

"Ya, saya siap, bersedia untuk tidak dilantik sebagai anggota DPRD Kota Batu untuk maju di Pilkada ini," kata Ganis, Kamis (15/8/2024) malam.

Baca juga: Warga Malang Bentangkan Bendera Merah Putih Sepanjang 308 Meter di Sepanjang Jalan

Dia mengaku intensif melakukan komunikasi dengan DPC PDI-P Kota Malang. Ganis menyampaikan sudah ikut mendaftar Pilkada 2024 ke DPC PDI-P Kota Malang.

"Ini partai juga sedang melakukan penjaringan, sehingga saya juga sudah melakukan pendaftaran, baik dari online maupun nanti kalau siap dipanggil di pusat untuk penjaringan lebih lanjut, saya siap," katanya.

Baca juga: Siap Maju Pilkada Kota Malang, Ganis Rumpoko Pasang Billboard Unik

Dia saat ini sedang mengincar sebagai bakal calon wali kota Malang. Meskipun begitu, apabila nantinya diputuskan sebagai bakal calon wakil wali kota Malang, dia juga siap.

"Tentu saja, pasti awal ini saya mengincar N1, tapi bagaimanapun saya ini adalah kader partai, sehingga saya siap untuk diterjunkan baik N1 maupun N2," katanya.

Sebagai anak muda, Ganis ingin memajukan dunia ekonomi kreatif (ekraf) di Kota Malang. Menurutnya, pembangunan di Kota Malang butuh sentuhan pemuda seperti dirinya untuk lebih maju lagi.

"Malang kota pendidikan, banyak geliat anak muda, kita banyak industri kreatif yang menasional dan mendunia. Saya fokus ekraf berbasis Malang Raya di sini. Saya prihatin ketika kontestasi ini yang muncul wajah-wajah lama, saya perwakilan anak muda di Kota Malang ingin turun Pilkada 2024," katanya.

Ganis sengaja tidak maju pada Pilkada Kota Batu, sebagaimana jejak ayah dan ibunya. Menurutnya, kedua orangtuanya sudah sukses menjadikan Kota Batu sebagai kota wisata.

"Apa yang membuat saya yakin bisa masuk ke Kota Malang, kenapa tidak di Batu ? karena menurut saya Kota Batu sudah selesai ikon pariwisata, saat ini waktunya membangun Kota Malang dari sisi ekraf-nya," katanya.

Sementara itu, Dewanti Rumpoko mengaku sudah berkomunikasi dengan DPD PDI-P Jawa Timur terkait keinginan pencalonan anaknya tersebut.

"Nah, ini saya sodorkan ke DPD dan DPP. Biarlah walaupun saya berada di dalam situ, tetapi nanti penilaian pasti akan dinilai oleh semua struktural, bukan hanya saya. Dan dilihat apakah memang Ganis sudah pantas untuk dijadikan kader yang maju di Pilkada," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau