Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Budi Baik dan Keberanian yang Gagalkan Penculikan di Kediri

Kompas.com, 5 Agustus 2024, 09:59 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Pelaku lainnya sempat kabur

Saat warga fokus pada pelaku utama, tiga pelaku lainnya masih berada di dalam mobil.

Rupanya, kesempatan itu dipakai oleh ketiganya untuk melarikan diri. Mobil yang ternyata sewaan itu melaju meninggalkan lokasi.

Giliran Rahmat Setiawan, seorang pengemudi ojek online yang kebetulan melintas di lokasi. Dia sebenarnya juga belum begitu memahami situasi yang ada.

“Saya pas di perempatan itu lihat ada keramaian. Saya pikir ada kecelakaan. Lalu saya lihat mobil yang rame-rame itu kok lari,” ujar dia kepada Kompas.com.

Hal itu menggerakkan nuraninya untuk mengejar mobil tersebut. Dia terus mengejar bahkan sampai ke gang-gang yang ada di Kota Kediri.

“Saya sudah teriak-teriak agar orang lain ikut ngejar, tapi ternyata cuman saya sendiri yang berangkat ngejar,” ujar Rahmat.

Laju mobil, kata pria dengan sapaan akrab Cak Mat itu, baru terhenti di simpang empat Muning yang berjarak beberapa kilometer dari lokasi kejadian. Saat itu, arus lalu lintas terhambat karena padatnya kendaraan di malam Minggu.

Baca juga: Kronologi Pria asal Probolinggo Culik Anak Asuhnya di Kediri Usai Cintanya Ditolak

Kesempatan itu dipakai Cak Mat untuk menghentikan total laju mobil, dengan cara memalangkan motornya tepat di depan mobil.

“Saya pikir ini kesempatan berhenti. Lalu juga saya pikir daripada saya yang celaka, maka saya pake motor saya untuk dipalangkan,” lanjut dia.

Setelah mobil berhenti, Cak Mat yang juga belum menyadarinya bahwa peristiwa itu adalah penculikan, hanya berdasarkan instingkalau ada masalah harus diselesaikan, bukannya lari.

Cak Mat lantas memaksa pengemudi turun dari mobil dan memintanya untuk balik ke lokasi Jalan Veteran.

“Saya juga lalu menyampaikan ke warga di situ untuk meminta bantuan pengawalan mobil menuju ke Veteran,” lanjut dia.

Misi Cak Mat berhasil. Pria itu berhasil membawa kembali pelaku tersebut menuju balai kelurahan.

Peristiwanya kemudian ditangani anggota kepolisian yang datang, lalu membawa mereka ke markas polisi.

Setelah itu Cak Mat baru tahu kalau peristiwa yang baru saja terjadi itu terkait dengan penculikan seorang perempuan oleh empat laki-laki.

Hal yang tidak pernah dibayangkannya. Apalagi dia mengejar seorang diri dan di dalam mobil tersebut ada tiga pelaku lainnya.

“Setelah tahu apa yang terjadi, saya sempat kaget banget pokoknya,” kata dia.

Baca juga: Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Sebagaimana Tino, Cak Mat juga sudah memberikan keterangan kepada polisi.

Sebelumnya diberitakan, N nyaris menjadi korban penculikan. Pelakunya adalah S (55) beserta tiga rekannya.

Keempat pelakunya kini sudah ditetapkan tersangka dan tersangka S sebagai pelaku utama, adalah ayah angkat korban.

Pemeriksaan polisi mengungkap bahwa motif penculikan itu karena dendam pribadi dan persoalan asmara.

Asmara karena tersangka S sebagai pelaku utama, patah hati setelah cintanya ditolak korban. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau