MALANG, KOMPAS.com - Banyak cara untuk mandiri secara ekonomi. Seperti yang dilakukan Ika Wulandari (35), warga Desa Suwaru, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.
Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah itu menyulap pelepah pisang menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi, dengan cara diproduksi menjadi keripik.
Keripik olahannya itu kini banyak diminati oleh beberapa kalangan dari berbagai daerah, seperti Bali dan Kalimantan. Pelanggannya dari kedua daerah itu bisa memesan keripik yang diberi nama 'Keripik Pelepah Pisang Naziky' itu setiap bulan, bahkan bisa dua pekan sekali.
Ika mulai berkreasi membuat keripik sejak sekitar 2017. Ia mempunyai ide untuk mengolah pelepah pisang sebagai keripik itu bermula saat neneknya minta dibuatkan lauk pauk dari pelepah pisang tersebut.
"Awalnya saya tidak tahu cara mengolah pelepah pisang menjadi lauk pauk. Kemudian diajari oleh nenek," ungkap Ika saat ditemui, Kamis (1/8/2024).
Ika Wulandari saat mengemasi keripik pelepah pisang pasca diolah, untuk dijual ke konsumenBaca juga: Sidang Vonis Kasus Penganiayaan Anak Selebgram di Kota Malang Ditunda
Sejak itu, ia mulai berinovasi bagaimana jadinya jika pelepah pisang itu dijadikan olahan makanan ringan. Alhasil, ia mencoba membuat keripik dengan bumbu-bumbu berdasarkan inisiatifnya sendiri.
"Setelah melalui beberapa uji coba, akhirnya ia berhasil membuat keripik pelepah pisang," tuturnya.
Baca juga: Simba Asia dan Nasi Tiga Beras, Inovasi Kota Malang untuk Optimalkan Potensi Siswa Istimewa
Keripik Pelepah Pisang Naziky itu rasanya gurih dan kini sudah banyak diminati warga Malang Raya, bahkan mulai merambah pasar Kalimantan, Bali, dan Manado.
"Promosinya saya melalui media sosial serta juga aktif mengikuti pameran UMKM melalui komunitas Ecopaca (Enterpreneur Comunity of Pagelaran)," ujarnya.
Hasil produksinya itu kini telah mengantongi Perizinan Produk Industri Rumah Tangga (PPIRT) dan sertifikat halal untuk produknya. Hanya saja, ia mengeluhkan kendala terkait uji lab gizi akibat mahalnya biaya yang harus dikeluarkan.
"Sehingga sementara ini, kami belum mengetahui kandungan dari produk kami. Tapi untuk keamanannya, kami pastikan aman untuk tubuh," tegasnya.
Ika Wulandari saat mengiris pelepah pisang untuk diolah menjadi keripikSaat Kompas.com mendatangi rumah Ika yang juga dijadikan tempat pengolahan keripik pelepah pisang itu, ia sedang sibuk mengiris setiap lapisan pelepah pisang.
Ika dengan terbuka membocorkan cara membuat keripik pelepah itu. Menurutnya, setelah mengiris setiap lapisan dengan ukuran 5 sentimeter persegi serta dengan ketebalan kurang lebih 3-4 milimeter, pelepah pisang irisan itu kemudian direndam dalam air garam.
Butuh waktu sekitar 3 jam untuk merendam irisan pelepah pisang itu sebelum diangkat dan dicuci dengan air bersih.
"Usai dicuci, irisan pelepah pisang ini kemudian dimasukkan dalam adonan tepung terigu dan tepung beras yang dicampur dengan bawang bubuk dan penyedap rasa," bebernya.