Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Polisi Dikeroyok Oknum Kelompok Perguruan Silat yang Rayakan Penyambutan Anggota Baru

Kompas.com, 23 Juli 2024, 09:38 WIB
Bagus Supriadi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

JEMBER, KOMPAS.com - Sekelompok oknum perguruan silat yang merayakan penyambutan anggota baru mengeroyok anggota polisi di Jember, Jawa Timur, Senin (22/7/2024) dini hari.

Akibat pengeroyokan tersebut, lima polisi terluka. Satu di antaranya yakni Aipda Parmanto Indrajaya mengalami luka serius dan dirawat di Rumah Sakit Kaliwates.

Baca juga: PSHT Jember Siap Cari Anggotanya yang Keroyok Polisi

Kronologi sementara

Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Jember AKBP Bayu Pratama Gubunagi mengungkapkan, pengeroyokan terjadi ketika petugas melakukan patroli pengamanan Puncak Suro Agung yang dilakukan oleh Peguruan Silat Setia Hari Terate (PSHT).

Mulanya lima orang anggota Kepolisian Sektor Kaliwates melakukan pengaturan arus lalu lintas, Senin (22/7/2024) dini hari.

Mereka adalah Aipda Agus Sutikno, Aipda Kusnadi, Aipda Parmanto Indrajaya, Bripka Radya, serta Bripka Andre.

Baca juga: Keroyok Anak, 4 Remaja Bersenjata Tajam di Banyumas Diringkus Polisi

Pada saat bersamaan oknum perguruan silat PSHT melakukan konvoi memblokade jalan simpang tiga Transmart.

Ketika polisi memberikan imbauan, sekelompok orang anggota perguruan silat justru mengeroyok petugas.

"Jumlahnya antara 10 sampai 15 orang. Ini yang akan kami dalami berdasarkan video dan CCTV di sekitar TKP," kata Bayu Pratama, Senin (22/7/2024).

Oknum anggota perguruan silat tersebut juga melempari mobil patroli dengan menggunakan batu.

Akibat pengeroyokan tersebut lima anggota polisi terluka. Satu orang bernama Aipda Parmanto Indrajaya dilarikan ke RS Kaliwates Jember.

Baca juga: Duduk Perkara Pengeroyokan Suami Istri di Kediri, Korban Teriak Istrinya Hamil agar Tak Dihajar

Buru pelaku

Pihak Polres Jember sudah mengumpulkan semua ketua ranting PSHT untuk mengklarifikasi kejadian tersebut.

Polisi juga meminta agar ketua cabang maupun ranting PSHT menyerahkan anggotanya.

“Kami meminta masing-masing pihak bisa memberikan informasi valid terkait pelakunya,” ucap Kapolres.

Baca juga: 5 Pemuda di Dairi Keroyok Pengendara Mobil karena Tak Terima Dihina

Ketua Cabang Perguruan Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Kabupaten Jember, Jawa Timur Jono Wasinudin menyatakan siap membantu polisi mencari dan menyerahkan pelaku pengeroyokan.

"Kami sudah bersepakat, kami akan rapat dengan ketua ranting dan berupaya mencari siapa yang melakukan pengeroyokan tersebut," kata dia.

Jono meminta maaf atas peristiwa tersebut. PSHT, kata dia, sudah mengimbau agar anggota tidak melakukan konvoi dalam kegiatan penyambutan anggota baru tersebut.

"Ada masalah tadi malam, kami ketua cabang, ketua ranting merasa prihatin dan mohon maaf," kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Bus Wisatawan Jadi Tawanan Warga Lokal di Banyuwangi Gara-gara Tak Bayar Rp 150.000
Surabaya
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Residivis Pencurian Ternak Serang Polisi Pakai Parang, Pelaku Tewas Tertembak
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Pemkot Surabaya Bakal Gelar Acara Galang Dana untuk Korban Banjir Sumatera
Surabaya
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Sikapi Polemik PBNU, Pengasuh Pesantren Tebuireng Ingatkan soal Pentingnya Musyawarah dan Qanun Asasi
Surabaya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau