Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paman di Pamekasan Tewas di Tangan Keponakan, Pelaku Cemburu pada Korban

Kompas.com, 19 Juli 2024, 11:11 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Abd Rahem (42), pria di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, tewas di tangan keponakannya sendiri, Mohammad Alim (45).

Korban tewas setelah disabet arit oleh pelaku di Dusun Ragang, Desa/Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Rabu (17/7/2024).

Penganiayaan tersebut dilatarbelakangai rasa cemburu karena korban diduga pernah menjalani hubungan asmara dengan istri pelaku.

Pada akhir tahun 2023, pelaku sempat memergoki istrinya sedang berduaan dengan korban di dalam kamar rumah korban.

Baca juga: Disdikbud Pamekasan Enggan Beli Tanah Sekolah yang Disegel Warga

Kala itu, amarah pelaku berhasil diredam dan masalah tersebut diselesaikan secara kekeluargaan. Hanya saja, peristiwa tersebut membuat pelaku dan istrinya pisah ranjang.

Kabarnya, istri pelaku pulang ke rumah orangtuanya yang ada di Kecamatan Pegantenan, sedangkan anaknya tinggal bersama pelaku.

Di hari kejadian, tepatnya pada Rabu siang, istri pelaku datang untuk menemui anaknya. Tak lama, istri pelaku langsung pulang.

Tak tahu kalau ibunya pulang, sang anak bertanya keberadaan sang ibu kepada ayahnya, yakni Alim.

Alim yang cemburu kemudian mendatangi rumah korban untuk menanyakan keberadaan istrinya. Namun, korban mengaku tak tahu keberadaan istri pelaku.

Keduanya kemudian terlibat percekcokan. Korban masuk ke rumah dan keluar membawa pentungan kayu. Sementara pelaku balik kanan pulang ke rumah untuk mengambil arit dan kembali ke rumah korban yang jaraknya hanya beberapa puluh meter.

Baca juga: Hari Pertama Masuk Sekolah, Siswa SDN di Pamekasan Belajar di Rumah Warga

Saat itulah, keduanya terlibat perkelahian hingga korban tersungkur bersimbah darah.

“Ketika terjadi perkelahian itu, ada beberapa familinya yang menyaksikan langsung, tetapi tidak ada yang berani melerai. Kami hanya mendengar suara perempuan berteriak-teriak minta tolong,” kata salah seorang warga sekitar.

Setelah membunuh korban, pelaku mendatangi rumah kepala desa setempat dan memberitahu yang telah ia lakukan sebelum menyerahkan diri ke Polsek Tlanakan.

Sekitar dua jam kemudian, korban baru berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian, lalu dibawa ke kamar mayat RSUD Slamet Martodirdjo, Pamekasan, untuk dilakukan otopsi.
Kapolsek Tlanakan AKP J Tirto Atmojo mengatakan, Alim ditahan atas perbuatannya.

Senjata tajam yang digunakan untuk melukai korban disita sebagai barang bukti.

Baca juga: Pria di Pamekasan Cabuli Anak di Bawah Umur yang Sedang Bermain Petak Umpet

“Berdasarkan keterangan sementara dan beberapa saksi, perkelahian itu diduga karena tersangka cemburu kepada korban sehingga kemarahannya memuncak,” kata Tirto, Kamis (18/7/2024).

Saat ini polisi masih melakukan penyelidikan dan memeriksa para saksi.

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Berduel Akibat Dipicu Perselingkuhan Lama, Warga Pamekasan Tewas di Tangan Keponakannya

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau