SITUBONDO, KOMPAS.com - Mengeringnya sumber mata air di beberapa dusun Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, membuat para warga kesulitan mendapatkan air bersih.
Seperti kekeringan yang terjadi di Dusun Gebang, Desa Semambung, Kecamatan Jatibanteng. Warga yang sumurnya mulai mengering terpaksa mengambil di sumber mata air terdekat.
Ahsan, warga Desa Semambung, Kecamatan Jatibanteng, menyatakan kekeringan mulai terjadi sejak 2 minggu yang lalu. Sumur di rumahnya mengering dan terpaksa mengambil di sumber mata air terdekat.
"Air kalau sudah habis di sumur ya kami mengambilnya di sini, banyak biasanya warga yang datang apalagi habis magrib," katanya, Rabu (17/7/2024).
Baca juga: Bocah Sopir Fortuner yang Tabrak Pohon di Situbondo Tetap Ditilang
Dia juga menyatakan, untuk mata air di Dusun Gebang Selatan, ketersediaan airnya cukup untuk warga sekitar. Biasanya, dia juga mengambil air dari sumber mata air yang ada di Dusun Gebang Utara.
"Terkadang untuk ambil air saya juga ambil di sana (Dusun Gebang Utara) lebih dekat kalau tidak antre, kalau antre saya ambil di sebelah sana (Gebang Selatan), saya tidak pernah minum air mentah saya selalu masak dulu baru diminum," katanya.
Baca juga: Fortuner Dikendarai Bocah 15 Tahun Tabrak Pohon di Situbondo, 4 Orang Terluka
Sebenarnya ada Sistem Penyedia Air Minum (SPAM) bertenaga surya. Namun tandon tersebut milik yayasan pondok pesantren. Sedangkan untuk warga yang ingin mengambil harus bayar.
"Untuk tandon besar itu milik pondok bukan milik warga," katanya.
Kepala Pelaksana BPBD Situbondo, Sruwi Hartanto membenarkan sudah ada daerah yang mulai mengalami kekeringan. Rata-rata wilayah tersebut berada di dataran tinggi.
"Iya sudah mulai ada yang melapor kekeringan, total ada 12 dusun yang mengajukan proposal untuk droping air," katanya.
Dia juga menyatakan, sejumlah dusun yang mengalami kekurangan air akan dikirim air bersih dalam dua minggu ke depan. Bagi dusun yang mengalami kekeringan air dipersilakan membuat proposal terlebih dahulu.
"Selama ada proposal droping air maka akan diusahakan dikirim," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang